Manado – Stok darah yang ada di Rumah Sakit (RS) baik RS pemerintah maupun swasta se-Sulawesi Utara mengalami kekurangan. Bahkan dari informasi yang didapat beritamanado.com ada RS yang tidak lagi mempunyai stok darah. Hal itu diakui Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Sulawesi Utara (Sulut) James Karinda saat diwawancarai di Hotel Sahid Kawanua beberapa waktu yang lalu.
“Itu jelas pasti kekurangan karena apa, karena setiap bulannya kita harus memenuhi kebutuhan darah itu hampir 3000 kantong darah. Khusus untuk Manado itu dibutuhkan sekitar 1600 kantong darah setiap bulannya,” ujar Karinda.
Itu berarti minimal harus ada 1600 orang yang harus mendonorkan darahnya, tetapi yang bisa dicukupi hanya sekitar 50 sampai 55 persen setiap bulannya. Untuk itu PMI terus mensosialisasikan agar masyarakat itu mau sadar untuk membantu orang lain dan mau memberanikan dirinya untuk mendonorkan darahnya, jelasnya.
“Jadi memang kekurangan, kalau kekurangan otomatis kita akan minta pasien itu untuk mencari anggota keluarga (pasien) yang bisa mendonorkan darahnya, karena memang masih kekurangan,” kata Karinda.
Dia mengaku tidak ada biaya dari PMI Sulut untuk membayar para pendonor yang sukarela mendonorkan darahnya. Hanya saja yang dibayar oleh pasien adalah service cost atau biaya pengelolahan darah sampai pada kondisi siap pakai.
“Service cost itu pengganti dari kantong darahnya serta sarana penunjang teknis seperti jarum (suntik), selang (peralatan pengambilan darah), kemudian kalau orang mendonor itu dikasih obat berupa vitamin, susu dan telur. Kemudian darah yang sudah kita dapatkan itu, kita siapkan untuk pengelolahan sampai diproduksi, jadi perlu peralatan untuk pemeriksaan proses tersebut,” katanya lagi.
PMI tetap akan lihat kualitas darah tersebut apakah darah itu nantinya layak untuk diproduksi atau tidak. “Jadi bukan darahnya yang dibayar, tapi service cost termasuk pegawainya (tenaga medis) yang mengelolah itu, karena pegawainya bukan PMI, dia tenaga profesional,” tambah Karinda yang juga adalah Wakil Ketua DPRD Kota Manado ini. (jrp)
Manado – Stok darah yang ada di Rumah Sakit (RS) baik RS pemerintah maupun swasta se-Sulawesi Utara mengalami kekurangan. Bahkan dari informasi yang didapat beritamanado.com ada RS yang tidak lagi mempunyai stok darah. Hal itu diakui Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Sulawesi Utara (Sulut) James Karinda saat diwawancarai di Hotel Sahid Kawanua beberapa waktu yang lalu.
“Itu jelas pasti kekurangan karena apa, karena setiap bulannya kita harus memenuhi kebutuhan darah itu hampir 3000 kantong darah. Khusus untuk Manado itu dibutuhkan sekitar 1600 kantong darah setiap bulannya,” ujar Karinda.
Itu berarti minimal harus ada 1600 orang yang harus mendonorkan darahnya, tetapi yang bisa dicukupi hanya sekitar 50 sampai 55 persen setiap bulannya. Untuk itu PMI terus mensosialisasikan agar masyarakat itu mau sadar untuk membantu orang lain dan mau memberanikan dirinya untuk mendonorkan darahnya, jelasnya.
“Jadi memang kekurangan, kalau kekurangan otomatis kita akan minta pasien itu untuk mencari anggota keluarga (pasien) yang bisa mendonorkan darahnya, karena memang masih kekurangan,” kata Karinda.
Dia mengaku tidak ada biaya dari PMI Sulut untuk membayar para pendonor yang sukarela mendonorkan darahnya. Hanya saja yang dibayar oleh pasien adalah service cost atau biaya pengelolahan darah sampai pada kondisi siap pakai.
“Service cost itu pengganti dari kantong darahnya serta sarana penunjang teknis seperti jarum (suntik), selang (peralatan pengambilan darah), kemudian kalau orang mendonor itu dikasih obat berupa vitamin, susu dan telur. Kemudian darah yang sudah kita dapatkan itu, kita siapkan untuk pengelolahan sampai diproduksi, jadi perlu peralatan untuk pemeriksaan proses tersebut,” katanya lagi.
PMI tetap akan lihat kualitas darah tersebut apakah darah itu nantinya layak untuk diproduksi atau tidak. “Jadi bukan darahnya yang dibayar, tapi service cost termasuk pegawainya (tenaga medis) yang mengelolah itu, karena pegawainya bukan PMI, dia tenaga profesional,” tambah Karinda yang juga adalah Wakil Ketua DPRD Kota Manado ini. (jrp)