Jakarta – Gelar musik bambu dan rentak tari kolosal merupakan acara penutup dari temu konsultasi pelka laki–laki Sinode Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST).
Kegiatan sejak 21–25 Oktober 2014, dilaksanakan di resort Indonesia Bagian Barat, tepatnya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan pentupan acara tersebut di Soprt Mall Britama Kelapa Gading Sabtu (25/10/2014) malam.
Acara ditutup dengan tampilnya 10 Grup Musik Bambu diantaranya Musik Bambu Fajar Tahuna, Eneng Pahembang Tahuna, Menggawa Tamako, Sesiwung Manganitu, Kauhis Manganitu, Bakalaeng Managanitu, Laine Managinutu Selatan, Batunderang Managanitu Selatan.
Dengan membawakan lagu–lagu khas Sangihe, lagu pop dan dangdut yang dipadukan dengan tari kolosal sehingga menjadikan suasana di Sport Mall tersebut tampak beda dari biasanya, dimana para konduktor menampilkan kepiawaiannya dalam memandu peniup musik seperti konduktor senior Joppie Kakondo (op).
Melihat jumlah kehadiran warga Nusa Utara baik dari wilayah Sulut maupun warga kawanua yang ada di Jakarta dan sekitarnya, dapat diperkirakan 4000-an warga memenuhi Sport Mall Britama tersebut, sehingga menjadikan pertemuan warga Nusa Utara terbesar di Jakarta dalam sejarah selama ini.
“Ini merupakan pertemuan terakbar warga Nusa Utara selama sejarah, karena bukan hanya warga nusa utara yang ada di Jabotabek saja yang hadir, tetapi yang paling spetakuler hadirnya ribuan warga Sangihe, Siau, Talaud, Manado, Bitung yang datang langsung ke Jakarta,” Ungkap Harni Pontoh Warga Tamako yang sudah lama menetap di Jakarta. (gun)
Jakarta – Gelar musik bambu dan rentak tari kolosal merupakan acara penutup dari temu konsultasi pelka laki–laki Sinode Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST).
Kegiatan sejak 21–25 Oktober 2014, dilaksanakan di resort Indonesia Bagian Barat, tepatnya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan pentupan acara tersebut di Soprt Mall Britama Kelapa Gading Sabtu (25/10/2014) malam.
Acara ditutup dengan tampilnya 10 Grup Musik Bambu diantaranya Musik Bambu Fajar Tahuna, Eneng Pahembang Tahuna, Menggawa Tamako, Sesiwung Manganitu, Kauhis Manganitu, Bakalaeng Managanitu, Laine Managinutu Selatan, Batunderang Managanitu Selatan.
Dengan membawakan lagu–lagu khas Sangihe, lagu pop dan dangdut yang dipadukan dengan tari kolosal sehingga menjadikan suasana di Sport Mall tersebut tampak beda dari biasanya, dimana para konduktor menampilkan kepiawaiannya dalam memandu peniup musik seperti konduktor senior Joppie Kakondo (op).
Melihat jumlah kehadiran warga Nusa Utara baik dari wilayah Sulut maupun warga kawanua yang ada di Jakarta dan sekitarnya, dapat diperkirakan 4000-an warga memenuhi Sport Mall Britama tersebut, sehingga menjadikan pertemuan warga Nusa Utara terbesar di Jakarta dalam sejarah selama ini.
“Ini merupakan pertemuan terakbar warga Nusa Utara selama sejarah, karena bukan hanya warga nusa utara yang ada di Jabotabek saja yang hadir, tetapi yang paling spetakuler hadirnya ribuan warga Sangihe, Siau, Talaud, Manado, Bitung yang datang langsung ke Jakarta,” Ungkap Harni Pontoh Warga Tamako yang sudah lama menetap di Jakarta. (gun)