Likupang – Tidak sia-sia kerja keras dari pusat pelatihan petani Sander Batuna (P3SB) Likupang yang setelah berhasil memaksimalkan lahan marjinal di Gunung Wori desa Wineru Kec. Likupang Timur. Kemarin, Selasa, (10/7), P3SB ini berhasil memanen melon termanis sejak produksi panen yang telah berlangsung selama kurang lebih satu tahun terakhir.
Menurut, kordinator lapangan, Kalvin, Melon yang dipanen kali ini benar-benar istimewa karena merupakan rekor dari panen melon selama ini di Sulawesi Utara. Yang istimewa menurutnya adalah, pertama, berat melon yang mencapai hampir 5 kilogram perbuah, atau rata-rata mencapai 4,5 kilogram adalah melon terberat yang salama ini beredar dipasaran.
Yang kedua adalah, tingkat kemanisannya yang mencapai level 14.8 atau hampir 15 satuan manis. Ini artinya, juga merupakan rekor melon termanis karena biasanya tingkat kemanisannya hanya berkisar antara 12-14 saja. Selain itu, melon yang ditanam di tanah yang relatif tidak subur ini, dengan perlakuan khusus serta dengan mengoptimalkan pupun organik, ternyata bisa menghasilkan buah melon enak dan bernilai ekonomis yang cukup tinggi.
Hal senada diakui oleh pengurus P3SB, yakni Lucky Tawas, bahwa melon yang mereka hasilkan cukup membanggakan dan merupakan prestasi karena selama ini daerah Sulawesi Utara jarang memproduksi buah Melon. Menurut, Dr. Hanny Batuna, kakak dari almarhum Dr. Sander Batuna, cita-cita Dr. Sander Batuna untuk mendidik generasi muda dalam bertani cukup berhasil dan sangat membanggakan.
Untuk hal ini, Sekretaris Yayasan Dr. Sander Batuna (YSB), Veldy Umbas, menyambut positif kegiatan yang selama ini didorong oleh YSB dalam hal kampanye dibidang pertanian, agar masyarakat jangan meninggalkan pertanian. Menurutnya ini akan memberikan kesan positif bahwa bertani juga dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat.
“Masih banyak lahan kosong yang terbengkalai dan dibiarkan begitu saja, mestinya kalau dimaksimalkan maka akan memberikan efek positif bagi dunia pertanian secara khusus dan perekonomian masyarakat secara umum,” pungkasnya. (*)
Likupang – Tidak sia-sia kerja keras dari pusat pelatihan petani Sander Batuna (P3SB) Likupang yang setelah berhasil memaksimalkan lahan marjinal di Gunung Wori desa Wineru Kec. Likupang Timur. Kemarin, Selasa, (10/7), P3SB ini berhasil memanen melon termanis sejak produksi panen yang telah berlangsung selama kurang lebih satu tahun terakhir.
Menurut, kordinator lapangan, Kalvin, Melon yang dipanen kali ini benar-benar istimewa karena merupakan rekor dari panen melon selama ini di Sulawesi Utara. Yang istimewa menurutnya adalah, pertama, berat melon yang mencapai hampir 5 kilogram perbuah, atau rata-rata mencapai 4,5 kilogram adalah melon terberat yang salama ini beredar dipasaran.
Yang kedua adalah, tingkat kemanisannya yang mencapai level 14.8 atau hampir 15 satuan manis. Ini artinya, juga merupakan rekor melon termanis karena biasanya tingkat kemanisannya hanya berkisar antara 12-14 saja. Selain itu, melon yang ditanam di tanah yang relatif tidak subur ini, dengan perlakuan khusus serta dengan mengoptimalkan pupun organik, ternyata bisa menghasilkan buah melon enak dan bernilai ekonomis yang cukup tinggi.
Hal senada diakui oleh pengurus P3SB, yakni Lucky Tawas, bahwa melon yang mereka hasilkan cukup membanggakan dan merupakan prestasi karena selama ini daerah Sulawesi Utara jarang memproduksi buah Melon. Menurut, Dr. Hanny Batuna, kakak dari almarhum Dr. Sander Batuna, cita-cita Dr. Sander Batuna untuk mendidik generasi muda dalam bertani cukup berhasil dan sangat membanggakan.
Untuk hal ini, Sekretaris Yayasan Dr. Sander Batuna (YSB), Veldy Umbas, menyambut positif kegiatan yang selama ini didorong oleh YSB dalam hal kampanye dibidang pertanian, agar masyarakat jangan meninggalkan pertanian. Menurutnya ini akan memberikan kesan positif bahwa bertani juga dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat.
“Masih banyak lahan kosong yang terbengkalai dan dibiarkan begitu saja, mestinya kalau dimaksimalkan maka akan memberikan efek positif bagi dunia pertanian secara khusus dan perekonomian masyarakat secara umum,” pungkasnya. (*)