Manado, BeritaManado.com– Momentum HUT ke-57 Sulut serta dijadikannya Kabupaten Minut sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP) Pariwisata lewat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang diharapkan menjadi batu loncatan naik kelasnya UMKM-IKM Sulut.
Staf Khusus Gubernur Sulut bidang UMKM-IKM Firasat Mokodompit menegaskan, pelaku UMKM-IKM Sulut khususnya di Minut harus memanfaatkan kesempatan tersebut.
Meski begitu, Mokodompit menjelaskan bila faktor penentu naik kelasnya UMKM-IKM di Sulut adalah ‘marketing product’ dari UMKM-IKM itu sendiri.
“Karena marketing product dari UMKM-IKM bisa jadi faktor penunjang pariwisata KEK Likupang,” kata Mokodompit, kepada BeritaManado.com.
Jenis-jenis marketing product itu, lanjut Mokodompit, adalah dari sisi pembungkus yang mumpuni.
“Misalnya pada pembenahan produk kemasan, sertifikasi label halal, BPOM, HAKI, produk yang higienis, barkode, hingga standarisasi produk,” tegas putra asli BMR ini.
Jika faktor-faktor diatas bisa terpenuhi, Mokodompit meyakini UMKM-IKM Sulut bakal naik kelas.
“Yang secara bertahap bisa Go Sulut, Go Nasional dan Go International,” tuturnya.
Dirinyapun meyakini meski terpukul Pandemi Covid-19, UMKM-IKM Sulut akan bertahan dan meningkat.
“Pelaku UMKM-IKM harus memanfaatkan marketplace melalui online dan memanfaatkan aplikasi digital lainnya sebagai sarana pemasaran,” jelas Mokodompit.
Mantan politisi Partai Golkar ini mencontohkan, salah satu UMKM-IKM yang menarik untuk dikembangkan adalah produk handcraft di Likupang Timur.
“Di sana ada usaha kearifan lokal kerajinan handcfart yang diproduksi secara terbatas dan belum tersentuh alat modern,” ungkapnya.
Peningkatan kualitas UMKM-IKM di Sulut ternyata tidak hanya datang dari pihak eksekutif.
Dukungan terhadap naik kelasnya UMKM-IKM di Sulut tak hanya datang dari pihak eksekutif.
Dukungan juga datang dari lembaga legislatif melalui Anggota Komisi II DPRD Sulut Nick Adicipta Lomban dengan mengatakan DPRD Sulut sangat mendukung peningkatan UMKM-IKM Sulut.
“Pada dasarnya KEK Likupang harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Likupang dan Sulut umumnya,” jelas Ketua Fraksi Nasinal Demokrat (NasDem) DPRD Sulut ini.
Itu semua, tambah Lomban, harus disiapkan secara betul sehingga pelaku UMKM Sulut bisa terlibat langsung dan bersaing di daerah sendiri.
“Mulai dari pelatihan, mutu kualitas produk harus dipersiapkan. Harus ada semacam stimulus bagi pelaku UMKM-IKM di Sulut terlebih khusus menyikapi KEK Likupang,” jelas Lomban.
Sebagai fungsi legislasi, Lomban berjanji, akan mendorong pihak-pihak terkait untuk membangun sinergitas.
“Misalnya dengan menggelar RDP bersama untuk menyatukan persepsi agar UMKM-IKM dapat terfasilitasi bukan hanya di Minut tetapi di Sulut,” tutup dia.
Peningkatan kualitas UMKM-IKM di Sulut juga memacu pertumbuhan ekonomi. Terbukti, Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Kamis (5/8/2021) lalu merilis data ekonomi Sulut pada triwulan II-2021 tumbuh 8,49 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Pencapaian ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan rata-rata ekonomi Indonesia triwulan II-2021 sebesar 7,07 persen (yoy).
Sebelumnya, ekonomi Sulut tumbuh 1,87 persen pada triwulan I-2021. Sementara pada triwulan II-2020, ekonomi Sulut harus mengalami kontraksi hingga minus 3,84 persen.
Dari sisi produksi, hampir seluruh lapangan usaha di Sulut mengalami pertumbuhan positif pada triwulan II-2021 dengan pertumbuhan paling signifikan dialami oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum, yakni sebesar 70,62 persen.
(Mega Anggawirya Zas)