Manado, BeritaManado.com — Raibnya saldo tabungan nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI), mengundang reaksi dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sulawesi Utara (Sulut)
Ketua Harian YLKI Sulut, Torry Kojongian menilai ada ketidakberesan dalam sistim perbankan BRI sehingga selalu menjadi sasaran aduan nasabah.
“Ini memang sudah berulang kali dan aduan terbanyak datang dari nasabah BRI,” tegas Torry Kojongian kepada BeritaManado, Rabu (12/8/2020).
Menurut Torry, sebagai bank besar milik negara, BRI seharusnya solid dalam sistim dan profesional menjaga data nasabahnya.
Sebab jika masalah yang sama terus terjadi, kepercayaan publik akan menurun.
“Dan jangan menganggap sepele hal-hal seperti ini. Kasihan nasabah,” ujarnya.
Ia menjelaskan, fakta raibnya uang di rekening nasabah membuktikan BRI telah melakukan pelanggaran terhadap hak konsumen.
Torry mengatakan, persoalan ini bukan soal dikembalikan uang atau permintaan maaf dari pihak bank.
“Tetapi kepastian keamanan. Ada nasabah yang butuh dana, namun hilang. Itu siapa yang bertanggungjawab,” tutur Kojongian.
Penjelasan pimpinan BRI Cabang Manado, juga disesalkan Torry.
Pasalnya, BRI hanya menyampaikan tidak pernah meminta data dan mengimbau nasabah tidak menyerahkan OTP kepada siapa pun.
“Pertanyaannya kenapa selalu BRI yang begitu. Bank lain jarang. Tolong beri kenyamanan bukan imbauan seolah menuding nasabah yang salah,” katanya.
YLKI tambah Torry, akan menelisik kasus ini karena laporannya sudah terus-menerus.
“Mungkin karena aktifitas kliring atau bisa juga ada praktik pelanggaran di sana,” tandasnya.
Uang Nasabah Raib Tiba-tiba
Diberitakan sebelumnya, sektor perbankan kembali menjadi perhatian masyarakat, setelah sejumlah nasabah mengeluhkan saldo tabungan di BRI raib tiba-tiba.
Keluhan itu terungkap karena adanya unggahan komentar di media sosial Facebook dan pesan singkat via WhatsApp yang menyebut dugaan terjadinya pembobolan, karena jutaan rupiah tiba-tiba menguap dari rekening.
Dalam salah satu komentar pada unggahan seorang warganet yang berisikan foto salah satu Kantor Cabang BRI menyebut, dia terpaksa kembali ke Manado karena harus mengurus rekening di bank.
“Sebenarnya belum mau kembali ke Manado, tapi terpaksa karena harus mengurus rekening di BRI karena dibobol. Saldo hanya sedikit tapi kasihan dibobol,” ujar nasabah itu dalam komentarnya.
Sementara nasabah lainnya, kepada awak media mengungkapkan, saldo di rekening sebelumnya berjumlah Rp19 juta, lalu dirinya mendapat transferan dari kantor sejumlah Rp7,5 juta tapi kemudian raib.
“Mestinya kan di rekening BRI bertambah jadi Rp26,5 juta, tapi ini hilang begitu,” ungkapnya.
Selain dua nasabah tersebut, diketahui, masih ada nasabah lain mengalami hal serupa.
Dugaan pembobolan BRI ini pun akhirnya terus tersebar di media sosial dan mulai meresahkan masyarakat, khususnya yang punya rekening BRI
Kepada BeritaManado.com, Adi Djaya, salah satu ASN di Manado mengatakan, dirinya sampai berulang kali menyuruh anaknya untuk memeriksa saldo di ATM BRI.
“Setelah melihat di medsos, jadi khawatir juga. Makanya sejak kemarin, anak saya, saya suruh ke ATM. Harus periksa karena walaupun jumlahnya tidak banyak tapi untuk hidup sehari-hari. Kalau masih ramai di medsos begini, bisa bisa saldo di pindah dulu biar aman. Tahu kan urusan dengan bank makan waktu,” kata Adi.
BRI Pastikan Operasional Sesuai Prosedur
Di pihak BRI, memastikan operasional layanan bank telah dilaksanakan sesuai prosedur dan kehati-hatian.
Hal tersebut dikatakan Pemimpin Cabang BRI Manado, Dekhi Ensya Permadi.
Dekhi menjelaskan, terkait kabar dugaan pembobolan BRI, ia menyampaikan bahwa untuk meminimalisir kejadian tersebut, BRI tidak pernah meminta data rahasia apapun kepada nasabah melalui media manapun.
“Kalaupun meminta data selalu meminta nasabah untuk datang ke kantor BRI,” ujar Dekhi.
Lanjutnya, BRI senantiasa mengimbau kepada nasabah untuk selalu merahasiakan datanya dan tidak menginformasikan atau memberi datanya baik data pribadi maupun OTP atau apapun itu kepada pihak yang mengatasnamakan BRI.
“Kami tidak bosan melakukan edukasi kepada masyarakat khususnya nasabah terkait keamanan bertransaksi baik melalui akun medsos BRI ataupun website untuk meminimalisir risiko finansial,” kata Dekhi.
Meski demikian, apabila ada nasabah yang merasa dirugikan terkait proses transaksi atau lainnya seperti yang diberitakan, pihak BRI selalu menerima dengan tangan terbuka.
Masyarakat senantiasa bisa menyampaikan komplain ke bank terdekat dan diproses sesuai ketentuan berlaku.
Pihak BRI tidak dapat memastikan apa yang sedang terjadi sampai dana nasabah raib tiba-tiba.
Saat ditanya BeritaManado.com tentang pembobolan karena sistim jaringan bank yang mungkin terganggu, Dekhi justru dengan tegas menjawab sistim di BRI dalam keadaan aman.
“Sistem aman,” tegas Dekhi.
(Alfrits Semen)