Bitung – Pernikahan yang dilakukan sebelum mempelai berusia 18 tahun atau lebih dikenal dengan sebutan pernikahan dini jadi perhatian Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Pemkot Bitung.
Lewat program Generasi Berencana (GenRe), DPPKB Pemkot Bitung coba untuk menekan angka pernikahan dini di Kota Bitung.
“Di tahun 2017, ada 19 pasangan yang menikah dini dan itu yang baru berhasil kami data,” kata Kepala DPPKB Pemkot Bitung, dr Jeanette Watuna saat meluncurkan program GenRe, Jumat (27/07/2018).
Jeanette menjelaskan, program GenRe adalah tim gerak cepat yang terdiri dari remaja berprestasi di Kota Bitung yang terlibat dalam penanganan kasus seks pra nikah, Napza dan pernikahan dini.
“Jadi ada tiga sasaran program ini, yakni seks pra nikah, Napza dan pernikahan dini yang nantinya melibatkan para remaja untuk mengkampanyekan kepada sesama remaja,” katanya.
Khusus untuk pernikahan dini kata mantan Direktur RSUD Kota Bitung ini, terjadi kebanyakan karena faktor married by accident akibat seks pra nikah dikarenakan pergaulan serta kurangnya informasi.
“Dampak, kehilangan masa remaja, bagi kesehatan karena hamil diusia muda berbahaya untuk persalinan dan kesehatan rahim serta pendidikan terbengkalai,” katanya.
Selain keterlibatan remaja dalam program GenRe, Jeanette juga mengharapkan peran serta semua pihak seperti orang tua, tokoh agama dan masyarakat untuk ikut mensosialisasikan agar tak terjadi pernikahan dini.
“Butuh keterlibatan semua pihak, terutama rekan-rekan Pers agar aktif mensosialisasikan kepada masyarakat,” katanya.
(abinenobm)
Bitung – Pernikahan yang dilakukan sebelum mempelai berusia 18 tahun atau lebih dikenal dengan sebutan pernikahan dini jadi perhatian Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Pemkot Bitung.
Lewat program Generasi Berencana (GenRe), DPPKB Pemkot Bitung coba untuk menekan angka pernikahan dini di Kota Bitung.
“Di tahun 2017, ada 19 pasangan yang menikah dini dan itu yang baru berhasil kami data,” kata Kepala DPPKB Pemkot Bitung, dr Jeanette Watuna saat meluncurkan program GenRe, Jumat (27/07/2018).
Jeanette menjelaskan, program GenRe adalah tim gerak cepat yang terdiri dari remaja berprestasi di Kota Bitung yang terlibat dalam penanganan kasus seks pra nikah, Napza dan pernikahan dini.
“Jadi ada tiga sasaran program ini, yakni seks pra nikah, Napza dan pernikahan dini yang nantinya melibatkan para remaja untuk mengkampanyekan kepada sesama remaja,” katanya.
Khusus untuk pernikahan dini kata mantan Direktur RSUD Kota Bitung ini, terjadi kebanyakan karena faktor married by accident akibat seks pra nikah dikarenakan pergaulan serta kurangnya informasi.
“Dampak, kehilangan masa remaja, bagi kesehatan karena hamil diusia muda berbahaya untuk persalinan dan kesehatan rahim serta pendidikan terbengkalai,” katanya.
Selain keterlibatan remaja dalam program GenRe, Jeanette juga mengharapkan peran serta semua pihak seperti orang tua, tokoh agama dan masyarakat untuk ikut mensosialisasikan agar tak terjadi pernikahan dini.
“Butuh keterlibatan semua pihak, terutama rekan-rekan Pers agar aktif mensosialisasikan kepada masyarakat,” katanya.
(abinenobm)