Bitung – Pernyataan kontraversial soal rencana pembangunan jalan tol Manado-Bitung keluar dari mulut Ketua Komisi A DPRD Kota Bitung, Victor Tatanude. Dimana dirinya secara terang-terangan menyatakan tidak setuju dan menolak rencana tersebut karena dianggap menimbulkan dampak buruk bagi warga yang terkana rencana pembangunan tol.
“Dari awal, hanya saya di DPRD yang menolak rencana pembangunan jalan tol Manado-Bitung karena rencana tersebut mengorbankan masyarakat,” kata Tatanude beberapa waktu lalu.
Ia mengaku lebih setuju pembangunan jalan layang untuk mengatasi kemacetan Manado-Bitung, bukan jalan tol. Karena menurutnya, ada puluhan bahkan ratusan kepala keluarga yang dipaksa untuk pindah karena rumahnya masuk dalam lahan perencanaan tol.
“Belum lagi petani yang harus kehilangan kebun dan pohon kelapa demi mewujudkan jalan tol yang belum tentu dirasakan oleh mereka,” kata kader PDIP Kota Bitung ini.
Tak hanya itu, menurutnya, sejumlah warga terancam kehilangan rumah ibadah karena terkena rencana pembangunan tol. “Pemerintah harusnya lebih jeli dalam merancang pembangunan, jangan hanya karena mencari nama dan alasan pembangunan masyarakat dikorbankan,” katanya.
Ia sendiri mengaku tidak menentang pembangunan asalkan tidak mengorbankan masyarakat. Sebab efek dari rencana pembangunan jalan tol Manado-Bitung dirasakan masyarakat Minut dan Kota Bitung yang harus mengungsi demi jalan tol.(enk)
Bitung – Pernyataan kontraversial soal rencana pembangunan jalan tol Manado-Bitung keluar dari mulut Ketua Komisi A DPRD Kota Bitung, Victor Tatanude. Dimana dirinya secara terang-terangan menyatakan tidak setuju dan menolak rencana tersebut karena dianggap menimbulkan dampak buruk bagi warga yang terkana rencana pembangunan tol.
“Dari awal, hanya saya di DPRD yang menolak rencana pembangunan jalan tol Manado-Bitung karena rencana tersebut mengorbankan masyarakat,” kata Tatanude beberapa waktu lalu.
Ia mengaku lebih setuju pembangunan jalan layang untuk mengatasi kemacetan Manado-Bitung, bukan jalan tol. Karena menurutnya, ada puluhan bahkan ratusan kepala keluarga yang dipaksa untuk pindah karena rumahnya masuk dalam lahan perencanaan tol.
“Belum lagi petani yang harus kehilangan kebun dan pohon kelapa demi mewujudkan jalan tol yang belum tentu dirasakan oleh mereka,” kata kader PDIP Kota Bitung ini.
Tak hanya itu, menurutnya, sejumlah warga terancam kehilangan rumah ibadah karena terkena rencana pembangunan tol. “Pemerintah harusnya lebih jeli dalam merancang pembangunan, jangan hanya karena mencari nama dan alasan pembangunan masyarakat dikorbankan,” katanya.
Ia sendiri mengaku tidak menentang pembangunan asalkan tidak mengorbankan masyarakat. Sebab efek dari rencana pembangunan jalan tol Manado-Bitung dirasakan masyarakat Minut dan Kota Bitung yang harus mengungsi demi jalan tol.(enk)