TOMOHON, beritamanado.com – Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kota Tomohon, Jumat (31/03/2017) melakukan kunjungan kerja di Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah. Tim dipimpin penasehat FKDM Syerly Adelyn Sompotan didampingi Ketua FKDM Piet Pungus SPd.
Dalam kunjungan ini FKDM Tomohon diterima oleh Walikota Palangka Raya Dr HM Riban Satia, Wakil Walikota Dr Ir Mofit Saptono bersama Ketua FKDM Kota Palangka Raya Suwito, Ketua Forum Pembaruan Kebangsaan sekaligus Ketua Adat Dayak Andri Elya Embang.
Di sela kunjungan ini, Wakil Walikota Palangka Raya mengungkapkan forum ini menjadi barometer di Kota Palangka Raya dalam meningkatkan kewaspadaan dini kepada masyarakat terkait isu-isu dan gejala serta ancaman-ancaman yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Dibentuknya forum ini dengan harapan dapat mencegah dan memberikan pengarahan kepada masyarakat terkait isu-isu yang dapat memicu keberadaan keamanan yang ada, karena peran FKDM yaitu untuk memberikan antisipasi secara cepat terhadap masyarakat yang disebabkan oleh gangguan baik yang terjadi karena bencana alam ataupun karena ulah manusia, terangnya.
Menanggapi akan hal tersebut, Sompotan menuturkan Pemerintah Kota Tomohon bersama masyarakat sampai saat ini tetap mempertahankan stabilitas dalam kehidupan bermasyarakat serta keagamaan sehingga keamanan dan kenyamanan di Kota Tomohon tetap tercipta, kondusif dan terjaga demikian kaitannya dengan toleransi serta kerukunan antar umat beragama di Kota Tomohon tetap menjadi acuan sehingga selain sebagai Kota Pendidikan, Tomohon dikenal juga dengan sebutan Kota Religius.
“Derdasarkan slogan dari warga Sulut yakni Torang Samua Basudara ataupun Torang Samua Ciptaan Tuhan hal ini menjadi landasan utama bagi pemerintah dalam mempertahankan kerukunan umat beragama khususnya di Kota Tomohon. Kerukunan umat beragama tidak perlu diragukan lagi, sebagai contoh hidup rukun antar umat beragama terlihat ketika ada perayaan besar keagamaan umat Kristen, umat yang bukan Kristen ikut menjaga keamanan dan ketertiban jalannya perayaan keagamaan tersebut demikian juga sebaliknya,” terangnya.
(ReckyPelealu)
TOMOHON, beritamanado.com – Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kota Tomohon, Jumat (31/03/2017) melakukan kunjungan kerja di Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah. Tim dipimpin penasehat FKDM Syerly Adelyn Sompotan didampingi Ketua FKDM Piet Pungus SPd.
Dalam kunjungan ini FKDM Tomohon diterima oleh Walikota Palangka Raya Dr HM Riban Satia, Wakil Walikota Dr Ir Mofit Saptono bersama Ketua FKDM Kota Palangka Raya Suwito, Ketua Forum Pembaruan Kebangsaan sekaligus Ketua Adat Dayak Andri Elya Embang.
Di sela kunjungan ini, Wakil Walikota Palangka Raya mengungkapkan forum ini menjadi barometer di Kota Palangka Raya dalam meningkatkan kewaspadaan dini kepada masyarakat terkait isu-isu dan gejala serta ancaman-ancaman yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Dibentuknya forum ini dengan harapan dapat mencegah dan memberikan pengarahan kepada masyarakat terkait isu-isu yang dapat memicu keberadaan keamanan yang ada, karena peran FKDM yaitu untuk memberikan antisipasi secara cepat terhadap masyarakat yang disebabkan oleh gangguan baik yang terjadi karena bencana alam ataupun karena ulah manusia, terangnya.
Menanggapi akan hal tersebut, Sompotan menuturkan Pemerintah Kota Tomohon bersama masyarakat sampai saat ini tetap mempertahankan stabilitas dalam kehidupan bermasyarakat serta keagamaan sehingga keamanan dan kenyamanan di Kota Tomohon tetap tercipta, kondusif dan terjaga demikian kaitannya dengan toleransi serta kerukunan antar umat beragama di Kota Tomohon tetap menjadi acuan sehingga selain sebagai Kota Pendidikan, Tomohon dikenal juga dengan sebutan Kota Religius.
“Derdasarkan slogan dari warga Sulut yakni Torang Samua Basudara ataupun Torang Samua Ciptaan Tuhan hal ini menjadi landasan utama bagi pemerintah dalam mempertahankan kerukunan umat beragama khususnya di Kota Tomohon. Kerukunan umat beragama tidak perlu diragukan lagi, sebagai contoh hidup rukun antar umat beragama terlihat ketika ada perayaan besar keagamaan umat Kristen, umat yang bukan Kristen ikut menjaga keamanan dan ketertiban jalannya perayaan keagamaan tersebut demikian juga sebaliknya,” terangnya.
(ReckyPelealu)