Manado – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara merasa bersyukur karena dapat melakukan kerjasama kebencanaan dengan pemerintah Jepang. Hal ini dikatakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut Hoyke Makarawung kepada BeritaManado.com.
Hal itu dikatakan Makarawung terkait proyek peningkatan kapasitas penanggulangan bencana oleh pemerintah Indonesia dengan Japan International Coorporation Agency (JICA). Menurut Makarawung dengan adanya kerjasama tersebut Sulut sendiri mendapat keuntungan seperti tukar menukar informasi serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang kebencanaan.
Di Sulut sendiri menurut dia sudah dilakukan Workshop dengan seluruh Kabupaten/Kota yang membicarakan masalah data dan informasi bencana, peta daerah rawan bencana dan risiko, penyusunan rencana penanggulangan bencana dan rencana aksi serta protap di Kabupaten/Kota kemudian mengadakan latihan penanggulangan bencana berbasis masyarakat.
“Kegiatan ini difokuskan pada beberapa kegiatan yang ada kaitan dengan bencana seperti tsunami, banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan angin topan,” kata Makarawung. (jrp)
Manado – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara merasa bersyukur karena dapat melakukan kerjasama kebencanaan dengan pemerintah Jepang. Hal ini dikatakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut Hoyke Makarawung kepada BeritaManado.com.
Hal itu dikatakan Makarawung terkait proyek peningkatan kapasitas penanggulangan bencana oleh pemerintah Indonesia dengan Japan International Coorporation Agency (JICA). Menurut Makarawung dengan adanya kerjasama tersebut Sulut sendiri mendapat keuntungan seperti tukar menukar informasi serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang kebencanaan.
Di Sulut sendiri menurut dia sudah dilakukan Workshop dengan seluruh Kabupaten/Kota yang membicarakan masalah data dan informasi bencana, peta daerah rawan bencana dan risiko, penyusunan rencana penanggulangan bencana dan rencana aksi serta protap di Kabupaten/Kota kemudian mengadakan latihan penanggulangan bencana berbasis masyarakat.
“Kegiatan ini difokuskan pada beberapa kegiatan yang ada kaitan dengan bencana seperti tsunami, banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan angin topan,” kata Makarawung. (jrp)