Ratahan — Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) terus memantapkan langkah menyukseskan program nasional, yakni Pendataan Keluarga tahun 2021.
Seperti dikatakan Kepala Dinas PPKB Mitra, Royke Lumingas, program nasional pendataan keluarga telah dilaksanakan dan selesai pada Senin, 31 Mei 2021 belum lama ini.
“Saat ini sudah masuk tahap penginputan. Sudah 75 persen dari data keluarga yang diinput dalam server langsung Kemendagri,” ungkap Royke Lumingas, Kamis (3/6/2021).
Lanjut dijelaskannya, program nasional pendataan keluarga ini memang secara rutin dilaksanakan setiap 5 tahun dan seharusnya digelar pada 2020, namun karena tahun lalu masa pandemi, baru dilakukan pada tahun ini.
“Ada tiga tujuan utama program ini, salah satunya untuk mendata jumlah keluarga sehingga bisa menentukan status keluarga apakah sudah sejahtera atau keluarga miskin. Begitu juga dengan status desa, apakah tergolong miskin atau maju. Selain itu, program ini juga untuk menentukan tingkat pendidikan di keluarga serta pendapatan ekonomi,” pungkasnya.
Menurutnya, ini hampir sama dengan sensus penduduk, hanya saja dilaksanakan oleh PPKB, sebab ada tujuan yang lebih spesifik, yakni untuk mengetahui apakah keluarga sudah memanfaatkan program KB dan memakai alat kontrasepsi.
Dengan demikian bisa diketahui sudah berapa lama pemakaian alat kontrasepsi, maupun jenis alat kontrasepsinya, sekaligus pelaksanaan sosialisasi terkait manfaat alat kontrasepsi bagi keluarga.
“Namun saya harus tegaskan bahwa ini semua tujuannya bukan untuk membatasi kelahiran, tetapi untuk mengatur jarak kelahiran supaya tujuan keluarga, yakni keluarga sehat dan sejahtera benar-benar terwujud. Sebab ini sesuai dengan nama dinas pengendalian penduduk, jadi bukan membatasi,” tandas Royke Lumingas.
Sebab pengaturan jarak kelahiran dalam keluarga sangat penting dan erat hubungannya dengan masalah kesehatan bagi sang ibu itu sendiri hingga ekonomi keluarga.
“Jadi intinya kami memberi edukasi agar jarak kelahiran bayi diatur. Sebab ada yang kami dapati masih usia muda, namun sudah punya banyak anak. Padahal ini bisa berpengaruh pada kesehatan sang ibu,” tutupnya.
(Jenly Wenur)