Siau-Perang strategi pemenangan dari dua kubu kandidat Bupati dan Wakil Bupati Sitaro menarik untuk diamati. Pasangan Toni Supit dan Siska Salindeho yang diusung PDI Perjuangan tampak menerapkan strategi lautan bendera merah di seluruh kampung di kabupaten kepulauan itu.
Guna melawan strategi ala Toni-Siska itu, Bu Winsu–Kaka Piet (Drs Winsulangi Sindeho-Drs Piet Hein Kuera), justru menerapkan pula strategi bendera merah untuk Salera.
“Pendukung Salera dari kalangan PDI Perjuangan, kami anjurkan tetap memasang bendera Merah. Ini sebabnya selain bendera enam (6) partai pendukung Salera, juga ada bendera merah pendukung Salera saat ini yang berkibar di Sitaro,” ungkap Bu Winsu.
Pernyataan Bu Winsu itu dibenarkan Ketua Tim Pemenangan Salera Tommy Kansil yang benar-benar sesepuh PDI P Sitaro. “Ribuan bendera merah yang berkibar di Sitaro adalah pendukung Salera. Saya sendiri selaku sesepuh PDIP Sitaro menjadi Ketua Tim Pemenangan Salera,” kata Kansil.
Di tiga kampung di pulau Makalehi, bertaburan bendera merah pendukung Salera. Demikian pula di kampung Buang Biaro. “Meski kami tetap memasang bendera merah, tapi kami tidak lagi mendukung Tonsu kehidupan rakyat di Pulau Biaro sebagai contoh sangat terpuruk karena harga BBM yang mahal serta jatah distribusi yang terbatas. Sedang pembangunan sarana publik nyaris tak ada, “ papar Toyo Kawowode, pengurus Ranting PDIP di Pulau Biaro.
Menurut Kawowode, di Biaro bendera merah pendukung Salera tidak sedikit. “Biaro sudah siap memenangkan Salera. Kekuatan Salera di Biaro di atas 65 persen,” katanya.
Sementara bendera merah pendukung Salera di Siau juga begitu signifikan. Di Ondong dan Ulu bendera merah pendukung Salera menyebar secara merata. “Torang tetap merah tetapi bukan for Tonsu. Torang merah for Salera,” ujar Edmon Lahinda, warga Siau Timur. (*/alf)
Siau-Perang strategi pemenangan dari dua kubu kandidat Bupati dan Wakil Bupati Sitaro menarik untuk diamati. Pasangan Toni Supit dan Siska Salindeho yang diusung PDI Perjuangan tampak menerapkan strategi lautan bendera merah di seluruh kampung di kabupaten kepulauan itu.
Guna melawan strategi ala Toni-Siska itu, Bu Winsu–Kaka Piet (Drs Winsulangi Sindeho-Drs Piet Hein Kuera), justru menerapkan pula strategi bendera merah untuk Salera.
“Pendukung Salera dari kalangan PDI Perjuangan, kami anjurkan tetap memasang bendera Merah. Ini sebabnya selain bendera enam (6) partai pendukung Salera, juga ada bendera merah pendukung Salera saat ini yang berkibar di Sitaro,” ungkap Bu Winsu.
Pernyataan Bu Winsu itu dibenarkan Ketua Tim Pemenangan Salera Tommy Kansil yang benar-benar sesepuh PDI P Sitaro. “Ribuan bendera merah yang berkibar di Sitaro adalah pendukung Salera. Saya sendiri selaku sesepuh PDIP Sitaro menjadi Ketua Tim Pemenangan Salera,” kata Kansil.
Di tiga kampung di pulau Makalehi, bertaburan bendera merah pendukung Salera. Demikian pula di kampung Buang Biaro. “Meski kami tetap memasang bendera merah, tapi kami tidak lagi mendukung Tonsu kehidupan rakyat di Pulau Biaro sebagai contoh sangat terpuruk karena harga BBM yang mahal serta jatah distribusi yang terbatas. Sedang pembangunan sarana publik nyaris tak ada, “ papar Toyo Kawowode, pengurus Ranting PDIP di Pulau Biaro.
Menurut Kawowode, di Biaro bendera merah pendukung Salera tidak sedikit. “Biaro sudah siap memenangkan Salera. Kekuatan Salera di Biaro di atas 65 persen,” katanya.
Sementara bendera merah pendukung Salera di Siau juga begitu signifikan. Di Ondong dan Ulu bendera merah pendukung Salera menyebar secara merata. “Torang tetap merah tetapi bukan for Tonsu. Torang merah for Salera,” ujar Edmon Lahinda, warga Siau Timur. (*/alf)