Bitung—Komisioner Organisasi Intra Kampus STIE Petra Kota Bitung, baik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Mahasiswa (DEMA) bakal menggelar Pemilu Raya. Pemilu Raya ini digelar mengingat masa kepengurusan BEM dan DEMA akan berakhir sehingga mempersiapkan kepengurusan baru lewat Pemilu Raya.
“Pemilu Raya adalah metode terbaru dalam menentukan siapa yang akan menjadi ketua BEM dan DEMA,” kata sekertaris DEMA STIE Perta, Deysi Kalejan, Kamis (28/2).
Menurutnya, ide Pemilu Raya Didapatkan dari pengalaman mengikuti organisasi ekstra kampus yakni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) karena keatmosfir demokrasinya sangat nyata.
“Pemilihan rencananya dilaksanakan awal bulan April,” katanya.
Layaknya Pemilu, menurut Kalejan, saat ini mulai mencuat nama-nama seperti Rega Gorahe, Friando Onthony dan Febryani Makawata bahkan dirinya. “Sementara dari arus bawah bermunculan nama-nama aktivis kampus seperti Yusuf Kumadji, Steven Rahamis, Darman, Laumpa dan Siti Mandagi,” katanya.
Sementara itu, ide Pemilu Raya ini mendapat respon positif dari salah satu alumni STIE Petra, Desli Sumampouw. Bahkan ia menyarankan ada debat kandidat sebelum pemilihan agar mahasiswa tahu sejauh mana kecerdasan para calon dan apa program yang akan dijalankan jika terpilih.
“Yang terpenting setelah terpilih aktifkan kembali berbagai kegiatan kampus dan tetap menjaga nilai kritis ketika ada kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat,” kata Sumampouw yang juga mantan Ketua DEMA dan Wakil Ketua BEM STIE Petra.
Ia juga menghimbau bagi civitas akademika STIE Petra agar tidak melupakan sejarah lahirnya organisasi intra kampus. “Tolong diberitahukan atau ajarkan bahwa yang melahirkan BEM dan DEMA itu adalah para aktivis dari Manado yang bernaung dibendera GMNI,” katanya.(enk)
Bitung—Komisioner Organisasi Intra Kampus STIE Petra Kota Bitung, baik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Mahasiswa (DEMA) bakal menggelar Pemilu Raya. Pemilu Raya ini digelar mengingat masa kepengurusan BEM dan DEMA akan berakhir sehingga mempersiapkan kepengurusan baru lewat Pemilu Raya.
“Pemilu Raya adalah metode terbaru dalam menentukan siapa yang akan menjadi ketua BEM dan DEMA,” kata sekertaris DEMA STIE Perta, Deysi Kalejan, Kamis (28/2).
Menurutnya, ide Pemilu Raya Didapatkan dari pengalaman mengikuti organisasi ekstra kampus yakni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) karena keatmosfir demokrasinya sangat nyata.
“Pemilihan rencananya dilaksanakan awal bulan April,” katanya.
Layaknya Pemilu, menurut Kalejan, saat ini mulai mencuat nama-nama seperti Rega Gorahe, Friando Onthony dan Febryani Makawata bahkan dirinya. “Sementara dari arus bawah bermunculan nama-nama aktivis kampus seperti Yusuf Kumadji, Steven Rahamis, Darman, Laumpa dan Siti Mandagi,” katanya.
Sementara itu, ide Pemilu Raya ini mendapat respon positif dari salah satu alumni STIE Petra, Desli Sumampouw. Bahkan ia menyarankan ada debat kandidat sebelum pemilihan agar mahasiswa tahu sejauh mana kecerdasan para calon dan apa program yang akan dijalankan jika terpilih.
“Yang terpenting setelah terpilih aktifkan kembali berbagai kegiatan kampus dan tetap menjaga nilai kritis ketika ada kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat,” kata Sumampouw yang juga mantan Ketua DEMA dan Wakil Ketua BEM STIE Petra.
Ia juga menghimbau bagi civitas akademika STIE Petra agar tidak melupakan sejarah lahirnya organisasi intra kampus. “Tolong diberitahukan atau ajarkan bahwa yang melahirkan BEM dan DEMA itu adalah para aktivis dari Manado yang bernaung dibendera GMNI,” katanya.(enk)