Manado – Pengakuan mengejutkan dituturkan sejumlah siswi SMK Parna Raya yang mengaku sering mendapatkan sanksi kerja rodi jika terlambat masuk sekolah.
“Kalau torang (pelajar, red) datang terlambat, dapa suru cabut rumput, ba paras (potong rumput), angkat tela dan kerja lainnya. Pokoknya sama dengan kerja rodi,” tutur sejumlah siswi, ketika diwawancarai wartawan.
Menanggapi hal tersebut, Arudji Radjab, personil DPRD Kota Manado menegaskan bahwa perlakuan pihak sekolah tersebut sudah tidak wajar lagi.
“Dijaman sekarang sudah tidak ada pemberian saksi seperti itu. Seharusnya saksi yang diberikan pihak sekolah ketika melakukan kesalahan, harus saksi yang mendidik. Perlakuan ini akan kami tindaklanjuti,” tegas Radjab.
Rencananya, Selasa (10/6/2014) hari ini, DPRD Kota Manado menggelar hearing bersama pihak SMK Parna Raya dan Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Manado, guna penyelesaian persoalan-persoalan yang terjadi di sekolah swasta tersebut. (leriandokambey)
Manado – Pengakuan mengejutkan dituturkan sejumlah siswi SMK Parna Raya yang mengaku sering mendapatkan sanksi kerja rodi jika terlambat masuk sekolah.
“Kalau torang (pelajar, red) datang terlambat, dapa suru cabut rumput, ba paras (potong rumput), angkat tela dan kerja lainnya. Pokoknya sama dengan kerja rodi,” tutur sejumlah siswi, ketika diwawancarai wartawan.
Menanggapi hal tersebut, Arudji Radjab, personil DPRD Kota Manado menegaskan bahwa perlakuan pihak sekolah tersebut sudah tidak wajar lagi.
“Dijaman sekarang sudah tidak ada pemberian saksi seperti itu. Seharusnya saksi yang diberikan pihak sekolah ketika melakukan kesalahan, harus saksi yang mendidik. Perlakuan ini akan kami tindaklanjuti,” tegas Radjab.
Rencananya, Selasa (10/6/2014) hari ini, DPRD Kota Manado menggelar hearing bersama pihak SMK Parna Raya dan Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Manado, guna penyelesaian persoalan-persoalan yang terjadi di sekolah swasta tersebut. (leriandokambey)