Jakarta, BeritaManado.com – Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) akan melaksanakan Sidang Raya PGI-XVII pada 8-13 November 2019 di Sumba, NTT. Sidang Raya ini adalah agenda sekali dalam 5 tahun sebagai pesta iman yang juga merupakan momentum untuk menentukan berbagai keputusan strategis dan pemilihan pimpinan PGI untuk 5 tahun ke depan.
Dalam pemilihan pimpinan PGI untuk periode 2019-2024, mulai banyak muncul sosok figur yang digadang-gadang akan memimpin PGI ke depannya. Salah satunya Pdt. Manuel Raintung.
Saat ditemui BeritaManado.com di kantor PGIW Jakarta, Pdt. Manuel Raintung mengatakan dirinya mendapatkan restu dari Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) secara resmi dengan memberikan surat rekomendasi dukungan tunggal kepada Pdt. Manuel Raintung untuk maju dalam Sidang Raya PGI XVII.
Pdt. Manuel Raintung disiapkan untuk pencalonan dirinya sebagai sekretaris umum dan atau wakil sekretaris umum PGI.
“Saya sendiri akan maju sebagai sekretaris umum atau wakil sekretaris umum. Saya sudah menghadap ketua sinode GPIB dan saya dipercayakan maju mewakili GPIB. Terima kasih atas dukungan dari Sinode GPIB yang mengutus saya. Ini adalah bentuk dukungan pengutusan yang lebih lagi di lembaga PGI untuk karya pengabdian,” kata Pdt. Manuel Raintung, Senin (4/11/2019).
Pdt. Manuel yang merupakan Ketua PGI wilayah Jakarta menegaskan, dirinya memiliki rekam jejak dan pengalaman yang baik dalam pelayanan gerejawi bahkan dalam arak-arakan perjuangan gerakan oikumene.
Sebelum menjabat Ketua PGI wilayah DKI Jakarta, ia juga pengurus aktif PGI di Malang. Selain itu tugas-tugas yang sudah diemban selama hampir 30 tahun dalam dunia kependetaan, juga menjadi modal positif jika kelak dipercaya pada sidang raya PGI untuk menjadi sekum atau wasekum PGI.
“Saya bersedia melepas jabatan sebagai gembala sidang untuk pelayanan di PGI pusat, jika saya dipilih sebagai sekum atau wasekum. Tentu, agar nantinya tugas dan tanggung jawab dapat dikerjakan dengan maksimal dan fokus,” ujar Pdt. Manuel Raintung.
Ia mengatakan bahwa dirinya telah memiliki gambaran mengenai rencana apa yang akan ia kerjakan jika terpilih menjadi pimpinan PGI.
Lewat kesetaraan gender, Pdt. Manuel mengapresiasi keterlibatan perempuan untuk menjadi pemimpin PGI. Ini artinya perempuan pun dapat menjadi pimpinan dalam organiasi ini. Ini dibuktikan dengan adanya kandidat perempuan untuk maju menjadi pimpinan fulltimer di PGI. Namun dirinya mengatakan untuk memimpin organiasi terlebih PGI ini diperlukan skill (kemampuan) disertai pengalaman.
“Saya pikir juga baik juga untuk perempuan untuk sekum. Setelah berkonsultasi dengan banyak orang saya lebih memutuskan untuk wakil sekum. Saya sekarang di dukung 100 persen oleh GPIB. Sebelumnya dua kali sidang raya, 2009 dan 2014, saya maju tapi tak mendapat dukungan penuh. Ini kesempatan mendapat dukungan penuh dari GPIB,” ujarnya.
(MiltonPantouw)