Jabar, BeritaManado.com — RSUP Prof Dr R D Kandou Manado mencatatkan prestasi gemilang dalam pengembangan bidang Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan.
Pasalnya, salah satu tenaga spesialisnya, dr Sekplin Sekeon Sp N(K) MPH, meraih gelar doktor pada Sidang Terbuka Promosi Doktor di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (UI), pada Selasa (17/12/2024).
Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga bagi RSUP Kandou Manado dan dunia kesehatan Indonesia.
Sidang promosi doktor yang berlangsung di Ruang Promosi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI tersebut, menghadirkan disertasi berjudul “Uji Diagnostik Sistem Skoring ‘SASMITA’ untuk Nyeri Sentral Pasca Stroke dan Penggunaannya di Rumah Sakit dan Puskesmas”, yang dipresentasikan oleh promovendus dr Sekplin A S Sekeon.
Penelitian ini mengusung sebuah inovasi penting dalam deteksi dini nyeri sentral pada pasien pasca stroke, suatu kondisi yang sering kali diabaikan namun berdampak besar pada kualitas hidup pasien.
Sidang promosi doktor ini dipimpin oleh Prof. drg. Nurhayati A. Prihartono MPH MSc ScD, dengan Dewan Penguji yang terdiri dari para akademisi dan praktisi ternama di bidangnya, di antaranya:
• Promotor: Prof dr Asri C Adisasmita MPhil MPH PhD
• Ko-Promotor I: Prof dr Mondastri Korib Sudaryo MS DSc
• Ko-Promotor II: Dr dr Aida R Tantri Sp An-KAR
• Ketua Penguji: Dr dr Tiara Aninditha Sp S(K)
Anggota Penguji:
• dr Syahrizal Syarif MPH PhD
• Prof Dr dr Dessy R Emril Sp S(K) CIPS
• dr Soewarta Kosen MPH DrPH
Dalam presentasinya, dr Sekplin Sekeon memaparkan pentingnya sistem skoring SASMITA yang ia kembangkan sebagai solusi untuk mendeteksi nyeri sentral pada pasien pascastroke secara lebih mudah dan praktis.
SASMITA dirancang untuk memudahkan tenaga medis dalam mendiagnosis kondisi nyeri sentral tanpa memerlukan peralatan medis canggih atau mahal, yang sering kali sulit diakses di daerah dengan keterbatasan sumber daya.
Penelitian ini menunjukkan bahwa sistem skoring SASMITA tidak hanya efektif dalam mendeteksi nyeri sentral, tetapi juga memiliki tingkat akurasi yang tinggi, baik untuk fasilitas kesehatan besar seperti rumah sakit maupun puskesmas di daerah terpencil.
Keunggulan lainnya, sistem ini dapat digunakan dengan mudah oleh tenaga medis tanpa memerlukan pelatihan khusus atau perangkat mahal.
Lebih jauh lagi, penelitian ini juga menyoroti dampak besar nyeri sentral pada kualitas hidup pasien stroke.
Pasien yang mengalami nyeri sentral pasca stroke sering kali menghadapi penurunan signifikan dalam kualitas hidup mereka, terutama dalam aspek energi dan aktivitas fisik.
Dengan adanya sistem skoring SASMITA, diharapkan dapat dilakukan deteksi dini untuk mengurangi dampak buruk nyeri sentral ini, serta memberikan perawatan yang lebih optimal kepada pasien.
Para penguji memberikan apresiasi tinggi terhadap kontribusi yang diberikan oleh penelitian ini terhadap pengembangan layanan kesehatan di Indonesia.
Di tengah keterbatasan fasilitas medis di beberapa daerah, sistem skoring SASMITA diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju penerapan metode diagnostik yang lebih terjangkau, mudah diakses, dan efisien.
Keberhasilan dr Sekplin Sekeon dalam mencapai gelar doktor ini juga mencerminkan komitmen RSUP Prof Dr R D Kandou Manado untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
RSUP Kandou diharapkan terus mendukung pengembangan SDM kesehatan yang berkualitas, yang tidak hanya mampu bersaing di tingkat nasional, tetapi juga berperan penting dalam menyelesaikan masalah kesehatan di berbagai daerah, terutama yang memiliki sumber daya terbatas.
Dengan adanya sistem skoring SASMITA, diharapkan kualitas hidup pasien pascastroke dapat ditingkatkan, serta deteksi dini nyeri sentral dapat dilakukan lebih efektif di seluruh penjuru Indonesia.
Sebuah langkah besar dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih merata dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
(***/jenlywenur)