Airmadidi-Yaki Youth Camp (YYC) atau perkemahan konservasi Yaki tahun 201 yang diselenggarakan Tim Selamatkan Yaki di Tangkoko baru-baru ini kian menambah ilmu para Yaki ambassador terkait konservasi yaki.
“Para Duta Yaki yang baru ini akan menjadi motivator dan role model bagi adik-adik mereka di SMP dan SD serta mampu menyebarkan pesan konservasi kepada siapa saja dan dimana saja. Olehnya saya ucapkan selamat berjuang. Bersama kita bisa selamatkan Yaki!!” ujar Yunita Siwi, dari tim Selamatkan Yaki, Senin (1/6/2015).
Yunita menjelaskan, pada umumnya para peserta sebelum mengikuti perkemahan sangat penasaran bagaimana mereka akan berkemah. Bahkan kebanyakan dari peserta mengira mereka akan tidur di hutan dengan Yaki.
Tapi testimoni dari para peserta jadi berbeda ketika selesai mengikuti perkemahan ini. Seperti kata Ressa Jelita Tidayoh dari SMA 1 Airmadidi. “Perkemahannya seru, jauh dari yang saya bayangkan. Ternyata kami difasilitasi dengan akomodasi yang nyaman dan suasana yang asik,” kata Ressa.
Sulastri Aras dari SMK Pelita Bahari Bitung juga mengaku bahwa ia bisa memperoleh pengalaman yang luar biasa dan tak terlupakan. Hal senada disampaikan oleh Steven Tamarariha dari SMK N 3 Bitung di pulau Lembeh. Ia memperoleh banyak pengetahuan tentang konservasi Yaki. Serta temannya Dewi Manuho dari SMA N 3 Bitung yang pada awalnya malu dan minder karena terpilih jadi perwakilan sekolahnya, kini termotivasi dan terdorong untuk lebih giat dalam konservasi Yaki. Aprilia Sari peserta dari SMK Baramuli Airmadidi mengungkapkan bahwa konservasi itu penting karena Yaki hampir punah kalau tidak ada Yaki keseimbangan alam tidak terjaga.
“Kami juga mengucapkan terima kasih atas dukungan yang sangat besar dari mitra kerja kami, Macaca Nigra Project dan Pendidikan Konservasi Tangkoko, Ketua LPM F/21 Ronny Buol serta beberapa narasumber inspiratif seperti grup musik Bloodlines yang juga ikut berkontribusi, serta kehadiran duta Yaki 2014 yang bisa memotivasi duta duta baru ini dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya bagi para pelajar, seperti yang telah mereka lakukan selama jadi duta Yaki di Langowan dan Tomohon sepanjang tahun 2014. Dukungan yang luar biasa juga dari Pak Benny Mamoto SH MSi selaku pimpinan dari Yayasan Institut Seni Budaya Sulut dan salah seorang pemerhati lingkungan hidup, yang telah memfasilitasi perkemahan konservasi Yaki sehingga ini bisa dilaksanakan dan berjalan dengan lancar dan berhasil,” pungkas Yunita.(Finda Muhtar)
Kegiatan speed storming tentang ide konservasi Yaki dengan peserta YYC 2015.
Presentasi hasil diskusi oleh salah satu peserta YYC 2015.
Airmadidi-Yaki Youth Camp (YYC) atau perkemahan konservasi Yaki tahun 201 yang diselenggarakan Tim Selamatkan Yaki di Tangkoko baru-baru ini kian menambah ilmu para Yaki ambassador terkait konservasi yaki.
“Para Duta Yaki yang baru ini akan menjadi motivator dan role model bagi adik-adik mereka di SMP dan SD serta mampu menyebarkan pesan konservasi kepada siapa saja dan dimana saja. Olehnya saya ucapkan selamat berjuang. Bersama kita bisa selamatkan Yaki!!” ujar Yunita Siwi, dari tim Selamatkan Yaki, Senin (1/6/2015).
Yunita menjelaskan, pada umumnya para peserta sebelum mengikuti perkemahan sangat penasaran bagaimana mereka akan berkemah. Bahkan kebanyakan dari peserta mengira mereka akan tidur di hutan dengan Yaki.
Tapi testimoni dari para peserta jadi berbeda ketika selesai mengikuti perkemahan ini. Seperti kata Ressa Jelita Tidayoh dari SMA 1 Airmadidi. “Perkemahannya seru, jauh dari yang saya bayangkan. Ternyata kami difasilitasi dengan akomodasi yang nyaman dan suasana yang asik,” kata Ressa.
Sulastri Aras dari SMK Pelita Bahari Bitung juga mengaku bahwa ia bisa memperoleh pengalaman yang luar biasa dan tak terlupakan. Hal senada disampaikan oleh Steven Tamarariha dari SMK N 3 Bitung di pulau Lembeh. Ia memperoleh banyak pengetahuan tentang konservasi Yaki. Serta temannya Dewi Manuho dari SMA N 3 Bitung yang pada awalnya malu dan minder karena terpilih jadi perwakilan sekolahnya, kini termotivasi dan terdorong untuk lebih giat dalam konservasi Yaki. Aprilia Sari peserta dari SMK Baramuli Airmadidi mengungkapkan bahwa konservasi itu penting karena Yaki hampir punah kalau tidak ada Yaki keseimbangan alam tidak terjaga.
“Kami juga mengucapkan terima kasih atas dukungan yang sangat besar dari mitra kerja kami, Macaca Nigra Project dan Pendidikan Konservasi Tangkoko, Ketua LPM F/21 Ronny Buol serta beberapa narasumber inspiratif seperti grup musik Bloodlines yang juga ikut berkontribusi, serta kehadiran duta Yaki 2014 yang bisa memotivasi duta duta baru ini dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya bagi para pelajar, seperti yang telah mereka lakukan selama jadi duta Yaki di Langowan dan Tomohon sepanjang tahun 2014. Dukungan yang luar biasa juga dari Pak Benny Mamoto SH MSi selaku pimpinan dari Yayasan Institut Seni Budaya Sulut dan salah seorang pemerhati lingkungan hidup, yang telah memfasilitasi perkemahan konservasi Yaki sehingga ini bisa dilaksanakan dan berjalan dengan lancar dan berhasil,” pungkas Yunita.(Finda Muhtar)
Kegiatan speed storming tentang ide konservasi Yaki dengan peserta YYC 2015.
Presentasi hasil diskusi oleh salah satu peserta YYC 2015.