Mitra – Dengan dibubarkannya Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional/Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI/SBI) oleh Mahkamah Konstitusi ditanggapi dingin oleh sejumlah sekolah yang ada di Kabupaten Mitra, satu diantaranya SLTP Negeri 1 Ratahan yang kini berstatus RSBI.
Wakil Kepala Sekolah SLTP Negeri 1 Ratahan Frans Makalew, Rabu (9/01)saat dihubungi wartawan mengatakan, bahwa saat ini pihak sekolah belum menerima pemberitahuan resmi terkait pembubaran tersebut. “Intinya kita tunggu hasil keputusan dari Kementrian Pendidikan untuk menindaklanjuti program tersebut, apakah program RSBI masih dilanjutkan atau sudah dihapuskan,” ujar Makalew.
Dijelaskannya, SMP N 1 Ratahan masuk dalam program RSBI sejak tahun 2009. “Sudah tiga tahun kita mengikuti program RSBI, kalaupun program tersebut dihentikan, kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan seperti biasa,” katanya.
Sementara itu, Jhon Korengkeng yang juga sebagai guru pengajar dan penanggung jawab program itu mengatakan, bahwa kelebihan dari RSBI hanyalah dana bantuan yang diberikan untuk meningkatkan program belajar siswa setiap tahunnya. “Bagi kita sebagai orang tua murid, dibubarkannya RSBI/SBI oleh MK tidak berpengaruh. Intinya disekolah manapun di daerah ini, yang terpenting adalah memperoleh pendidikan yang layak, murah dan berkualitas,” ungkap Marlon Waani.(dul)
Mitra – Dengan dibubarkannya Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional/Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI/SBI) oleh Mahkamah Konstitusi ditanggapi dingin oleh sejumlah sekolah yang ada di Kabupaten Mitra, satu diantaranya SLTP Negeri 1 Ratahan yang kini berstatus RSBI.
Wakil Kepala Sekolah SLTP Negeri 1 Ratahan Frans Makalew, Rabu (9/01)saat dihubungi wartawan mengatakan, bahwa saat ini pihak sekolah belum menerima pemberitahuan resmi terkait pembubaran tersebut. “Intinya kita tunggu hasil keputusan dari Kementrian Pendidikan untuk menindaklanjuti program tersebut, apakah program RSBI masih dilanjutkan atau sudah dihapuskan,” ujar Makalew.
Dijelaskannya, SMP N 1 Ratahan masuk dalam program RSBI sejak tahun 2009. “Sudah tiga tahun kita mengikuti program RSBI, kalaupun program tersebut dihentikan, kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan seperti biasa,” katanya.
Sementara itu, Jhon Korengkeng yang juga sebagai guru pengajar dan penanggung jawab program itu mengatakan, bahwa kelebihan dari RSBI hanyalah dana bantuan yang diberikan untuk meningkatkan program belajar siswa setiap tahunnya. “Bagi kita sebagai orang tua murid, dibubarkannya RSBI/SBI oleh MK tidak berpengaruh. Intinya disekolah manapun di daerah ini, yang terpenting adalah memperoleh pendidikan yang layak, murah dan berkualitas,” ungkap Marlon Waani.(dul)