Ferawati Mokoagow dan Jamal Alkhouja
Kotamobagu – Sebelas tahun menjalani batera hidup rumah tangga bukanlah waktu yang singkat untuk dijalani, namun bukan juga waktu yang lama. Itulah yang diakui Ferawati Mokoagow, warga Kota Kotamobagu yang merasa bangga mempunyai suami yang sangat taat beribadah.
Berbicara pengalaman hidup Fera sapaan akrabnya mengakui sebenarnya masih banyak belajar dari orang yang lebih tua darinya. Namun selama usia pernikahan yang sudah dijalani kurang lebih satu dekade ini tentu ada pengalaman hidup yang boleh menjadi inspirasi.
Soal motivasi, Fera mengatakan bahwa sesuai dengan ajaran agama Islam, menikah itu juga bagian dari ibadah. Jelas tujuannya yaitu untuk mencapai kebahagiaan dalam kondisi apapun. Momen bahagia itu sendiri tidak selamanya dialami dengan kejadian yang menggembirakan.
“Pergumulan hidup yang datang bertubi-tubi harus ditanggung bersama. Maka dari itu, saya berusaha menjadikan suami tidak semata-mata sebagai kepala keluarga, tapi juga sahabat yang setiap saat bisa diajak berbagi pengalaman dan curahan hati,” katanya.
Jamal Alkhouja, pria asal Pekalongan berdarah Cina Pakistan ini di mata Fera adalah orang yang romantis. Dia sanggup memberi teladan sederhana di tengah-tengah keluarga seperti berdoa bersama dalam berbagai situasi.
Bagi Fera dan Jama sendiri, doa dan ibadah adalah sebuah kekuatan yang tidak ada tandingannya dan sangat mujarab untuk menghalau berbagai cobaan hidup. (frangkiwullur)
Ferawati Mokoagow dan Jamal Alkhouja
Kotamobagu – Sebelas tahun menjalani batera hidup rumah tangga bukanlah waktu yang singkat untuk dijalani, namun bukan juga waktu yang lama. Itulah yang diakui Ferawati Mokoagow, warga Kota Kotamobagu yang merasa bangga mempunyai suami yang sangat taat beribadah.
Berbicara pengalaman hidup Fera sapaan akrabnya mengakui sebenarnya masih banyak belajar dari orang yang lebih tua darinya. Namun selama usia pernikahan yang sudah dijalani kurang lebih satu dekade ini tentu ada pengalaman hidup yang boleh menjadi inspirasi.
Soal motivasi, Fera mengatakan bahwa sesuai dengan ajaran agama Islam, menikah itu juga bagian dari ibadah. Jelas tujuannya yaitu untuk mencapai kebahagiaan dalam kondisi apapun. Momen bahagia itu sendiri tidak selamanya dialami dengan kejadian yang menggembirakan.
“Pergumulan hidup yang datang bertubi-tubi harus ditanggung bersama. Maka dari itu, saya berusaha menjadikan suami tidak semata-mata sebagai kepala keluarga, tapi juga sahabat yang setiap saat bisa diajak berbagi pengalaman dan curahan hati,” katanya.
Jamal Alkhouja, pria asal Pekalongan berdarah Cina Pakistan ini di mata Fera adalah orang yang romantis. Dia sanggup memberi teladan sederhana di tengah-tengah keluarga seperti berdoa bersama dalam berbagai situasi.
Bagi Fera dan Jama sendiri, doa dan ibadah adalah sebuah kekuatan yang tidak ada tandingannya dan sangat mujarab untuk menghalau berbagai cobaan hidup. (frangkiwullur)