Manado, BeritaManado.com — Duta besar (Dubes) Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Republik Filipina merangkap Kepulauan Marshall dan Republik Palau, DR Sinyo Harry Sarundajang (SHS) menyapa warga Sulut.
Meskipun via daring, mantan Gubernur Sulut dua periode ini mengaku bahagia bisa berkabar dengan teman-teman kawanua di Manado, melalui webdiskusi yang digelar Group WhatsApp Justitia Societas dan Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Cabang Manado, Sabtu (6/6/2020).
Selama 50 menit, Sinyo Harry Sarundajang banyak bercakap soal kesibukkannya saat ini.
Ia turut membeberkan awal mula Presiden Joko Widodo menugaskannya sebagai duta besar.
Secara singkat, Sarundajang mengenang tugas mulia itu disampaikan presiden kepadanya.
“Dia (presiden) tidak minta banyak pendapat dari saya. Cukup jawab ya atau tidak,” katanya.
Kala itu, kata Sarundajang, Presiden Joko Widodo memilih dirinya karena paham akan kedekatan emosional dengan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte.
“Kata presiden, silakan bantu sahabat bapak di Filipina,” pesan presiden.
Sarundajang dan Rodrigo memang memiliki hubungan baik.
Bahkan Duterte menyebut Sarundajang sebagai ‘my blood brother’.
Pertemanan itu bermula sekira 30 tahun lalu.
Kala itu, Rodrigo Duterte masih menjabat Wali Kota Davao.
Sebuah kota paling Selatan Filipina dan berbatasan dengan kawasan utara Indonesia.
Di masa itu, Sinyo Sarundajang juga menjabat Wali Kota Administratif Bitung.
Singkat cerita, hubungan keduanya terjalin dan mewujudkan Davo dan Bitung ‘kota bersaudara’.
“Dengan ‘sister city’ ini kunjungan bergantian antara saya dan pak Duterte. Dan terus berlanjut hingga kerja sama di berbagai bidang. Sampai sekarang kami adalah sahabat karib,” terangnya.
Sarundajang menambahkan, tugas-tugas kenegaraannya di KBRI Manila berjalan baik.
“Semua itu karena restu masyarakat Sulut yang terus mendoakan,” tandasnya.
WAG Justitia Societas
Diskusi daring yang digelar Group WhatsApp Justitia Societas dan Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Cabang Manado, digelar mulai pukul 18.00 Wita.
Tema yang diangkat cukup menarik, karena mengikuti dengan perkembangan terkini.
Stefan Obadja Voges yang memandu diskusi mengatakan, COVID-19 masih dianggap masalah sentral karena berhubungan langsung dengan kondisi kehidupan masyarakat saat ini.
Makanya kata Stefan Obadja Voges, Justitia Societas dan AIPI Cabang Manado memilih dampak COVID-19 pada multi aspek.
“Pandemi ini sangat berpengaruh bagi sektor ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya. Kami menghadirkan narasumber berkompeten membahas ini,” jelasnya.
Selain SH Sarundajang, tampil sebagai pembicara sebelumnya, pengamat sosial Dr Maria Pratiknjo, akademisi dan budayawan Mayske Liando dan ekonom DR Joy E Tulung.
Selanjutnya, Toar Palilingan SH, MH mendapatkan kesempatan mengulas dampak corona di bidang hukum dan DR Maikel Mamentu di bidang politik.
(Alfrits Semen)