BeritaManado.com — Pengakuan Prabowo Subianto sebagai Putra Sulawesi Utara adalah sebuah pernyataan yang makin membahana pasca terpilih sebagai Presiden Indonesia.
Kuatnya pengakuan diri Prabowo dikancah nasional, melahirkan praduga adanya “Geng Sulut” di lingkaran Prabowo sebagaimana adanya “Geng Solo” di area Jokowi, waktu itu.
Pendapat ini jadi isu menarik saat Justitia Societas menggelar diskusi bersama Rocky Gerung, Rainies Cafe, Mapanget Manado, Kamis (26/12/2024).
Stevan Obadja Vosges, semula mengaku bingung menata alur diskusi.
Apalagi tokoh sentral dalam diskusi adalah seorang rumah Rocky Gerung yang membuat peserta minder mendesain suatu pola tertentu.
Untung saja, Rocky yang meleburkan dirinya dengan kesahajaan dengan berkata “ya kita ngobrol santai aja”.
Diskusi berlangsung santai dan berisi.
Stefan mengaprediasi Rocky karena tidak risih dan sungkan bertemu dengan sebuah kelompok diskusi yang “asing” baginya.
Bahkan setelah berlangsungnya tanya-jawab, selain begitu lugas dan santai, sangat terlihat kapasitas dan kapabilitas beliau dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang mengalir dari para peserta.
Sangat terlihat jelas argumentasi yang Rocky bangun terkait dengan “efek Prabowo” terhadap pembangunan Sulawesi Utara.
Bagaimana Sulut juga mampu mempersiapkan dirinya untuk menjadi pusat perhatian Prabowo.
Rocky bilang, Sulut yang dikenal sebagai daerah rukun dan damai, menjadi salah satu entry point bagi iklim investasi guna menunjang rencana Prabowo menggapai National Economy Growth 8%.
Meskipun menurut Rocky, Sri Mulyani sendiri pesimis bisa mencapai 8% dan hanya yakin dengan pertumbuhan 5,5%.
Rocky juga menyatakan rencana Prabowo membangun sekolah unggulan di Langowan perlu mendapat dukungan.
“Karena kita harus mengembalikan status kita sebagai daerah yang dikenal sejak masa penjajahan, yakni pusatnya pendidikan,” tegas Rocky.
Isu Geng Sulut dari sisi positifnya harus ditunjang dengan pembuktian bahwa Sulut adalah daerah yang memiliki banyak pemikir potensial sehingga layak jika menjadi geng di seputaran Prabowo.
Rocky juga memotivasi agar tidak hanya dirinya saja yang menjadi tren setter bahwa orang Sulut bisa berpikir.
Rocky endiri tidak secara eksplisit mengakui bahwa dirinya termasuk Geng Sulut di seputaran Prabowo.
Bahkan dia menyatakan menolak sekalipun sudah ditawari posisi strategis.
Rocky lebih condong memilih posisi berada “di luar” ketimbang masuk di dalam dan duduk bersama orang-orang “yang tidak bisa berpikir”.
Rocky lebih memilih menjadi teman diskusi Prabowo ketimbang masuk jajaran kabinetnya.
Secara perspektif nasional, Rocky menyatakan Prabowo ingin menjadikan Indonesia kembali memiliki peran global.
Rocky yakin dalam waktu dekat Prabowo akan me-reshuffle kabinetnya.
Prabowo dipastikan mengutamakan keharmonisan iklim politik nasional.
Masalah kasus Hasto dan Yasona tidak akan mengurungkan niat Prabowo.
Rocky pun yakin kasus Hasto dan Yasona dipastikan akan melahirkan “perlawanan” dari keduanya dan akan merubah konstalasi politik nasional.
Dari perspektif daerah, terbersit pesan bahwa, dengan pemerintahan nasional dan daerah yang sinergi, maka tentunya semakin memperbesar efek Prabowo terhadap pembangunan Sulut dan ini harus mampu dimanfaatkan.
Pemerintahan baru di bawah pemerintahan Yulius Selvanus yang memiliki kedekatan personal dengan Prabowo.
Ini tentunya akan lebih memuluskan efek Prabowo bagi pembangunan daerah.
(***/Alfrits Semen)