Ratatotok, BeritaManado.com – Pemerintah Kecamatan Ratatotok bersama dengan pemerintah desa di wilayahnya melakukan upaya pembersihan sampah di jalan menuju Kebun Raya Megawati, tepatnya di Desa Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), dengan menggunakan alat besar, Senin (27/1/2020).
Dikatakan oleh Camat Ratatotok Noortje Wullur, ke depan nanti pihaknya akan terus mensosialisasikan agar warga tidak lagi membuang sampah di tempat tersebut.
Pihaknya juga berencana akan menggerakan aparat desa, BPD hingga TP PKK agar melakukan gerakan penanaman pohon di tempat tersebut.
“Upaya kami saat ini membakar sampah yang ada dan sisanya akan kami timbun di lubang yang sudah digali. Nantinya kami akan melakukan upaya penanaman pohon di tempat ini dan akan buat taman. Bahkan kami berencana membuat pos untuk nantinya menempatkan petugas jaga bergantian dari setiap desa yang ada,” ungkapnya.
Namun diakuinya bahwa hal ini menjadi tantangan besar karena tanah tersebut merupakan tanah yang dihibahkan oleh PT Newmont Minahasa Raya untuk dijadikan tempat sampah.
“Ketika saya menjabat memang tempat ini sudah jadi tempat sampah. Setelah ditelusuri ternyata awalnya tanah ini memang dihibahkan untuk tempat pembuangan sampah. Hanya saja karena lubang tempat sampah sudah dangkal maka warga cari gampang dan buang di pinggir jalan,” kata Noortje Wullur.
Belum lagi menurutnya bahwa sampah yang ada bukan hanya dari sampah warga Ratatotok saja, melainkan juga warga tetangga dari Kabupaten Boltim, yakni dari Desa Buyat.
“Untuk ini saya berencana untuk bertemu dengan Camat Kotabunan agar nanti bisa mensosialisasikan warganya untuk tidak membuang sampah di Desa Ratatotok. Nanti setelah itu kami akan layangkan surat resmi,” ujarnya.
Selain itu dijelaskannya, satu hal yang sangat mendesak untuk dicarikan solusi adalah ketersediaan tempat sampah sehingga warga tidak lagi membuang sampah di tempat tersebut.
Terkait hal ini pihaknya sudah berkonsultasi dengan pihak Dinas Lingkungan Hidup Mitra, Muchtar Wantasen.
“Kami sendiri tidak berdiam diri karena sejak saya masuk disini kami sudah mengupayakan mencari tempat pembuangan sampah, hanya saja hingga saat ini belum menemukan tempat yang tepat. Hal inilah yang kemudian kami konsultasikan dengan DLH agar ada solusi untuk masalah sampah, terutama rumah sakit dan pasar,” tandas Noortje Wullur.
Dirinya juga berencana akan melakukan tatap muka dengan pihak Rumah Sakit Ratatotok dan PD Pasar yang baru, terkait masalah sampah.
Lepas dari itu semua, dirinya tetap berkomitmen melaksanakan tugasnya dan saat ini bersama dengan pemerintah desa di wilayahnya melakukan pembersihan sampah yang ada.
“Saat ini kami akan lakukan tugas kami dulu dan mungkin pembersihan ini sampai besok karena hingga sore ini belum selesai. Bahkan ada beberapa warga hingga truk sampah rumah sakit Ratatotok yang datang bermaksud buang sampah kami suruh kembali. Nanti kami akan laporkan ini ke Bupati Mitra James Sumendap,” tukasnya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup Muchtar Wantasen mengatakan bahwa memang untuk masalah sampah sudah menjadi wewenang kecamatan dan desa setempat, sesuai instruksi Bupati 1 Juli 2019 lalu.
“Namun kami sangat mengapresiasi karena ketika kami datang pihak kecamatan dan desa sudah melajukan upaya pembakaran sampah dan sebagian lagi akan ditimbun. Bahkan mereka berencana lakukan penanaman pohon. Sementara untuk solusi sampah ini nantinya akan dibicarakan lebih lanjut,” tutur Muchtar Wantasen.
Di lain pihak, dalam kaitannya dengan pemerintah desa di Ratatotok, terutama terkait kinerja, Ketua Komisi Satu Artly Kountur juga turut melakukan pengecekan sudah sejauh mana langkah yang di tempuh oleh pemdes dalam hal pengelolaan sampah.
“Komisi satu tidak mencampuri urusan teknis untuk masalah sampah tapi karena ini subjeknya pemerintah desa sehingga harus mendapatkan perhatian dari kami. Ini keterkaitan dengan evaluasi kinerja dari pemerintah desa dalam hal ini hukum tua, apakah telah menyiapkan TPS (Tempat Pembuangan Sementara) sehingga bisa diangkut untuk di bawah ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir),” pungkas Artly Kountur.
Ditambahkannya, dari 10 desa di Ratatotok, 7 desa telah menyiapkan TPS melalui bantuan YPBSU dan DD, namun masih ada 3 desa yang belum ada TPS.
(Jenly Wenur)