Bitung – Kekuatiran sejumlah pihak soal penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) tidak akan tepat sasaran mulai terbukti. Buktinya, sejumlah Kepala Lingkungan (Pala) beberapa hari lalu semenjak Kartu Perlindungan Sosial (KPS) mulai disalurkan kantor Pos menemukan ada penerima BLSM yang tidak layak lagi menerima dana konpensasi kanaikan BBM tersebut.
“Bahkan menurut para Pala, ada warganya yang memiliki mobil tapi terdata sebagai salah satu penerima BLSM,” kata Kepala Kantor Pos Kota Bitung, Dewa Made Yasa beberapa waktu lalu.
Yasa mengatakan, laporan para Pala tersebut pastilah benar adanya, mengingat data yang digunakan Kementerian Sosial adalah data warga miskin tahun 2008. “Jadi peluang soal ada penerima BLSM yang ekonominya sudah mapan alias sudah kaya seperti yang dilaporkan para Pala benar karena datanya sudah lama,” katanya.
Untuk itu Yasa berharap para Lurah, Pala dan RT benar-benar menyadur data penerima BLSM yang telah diberikan. Dan jika ada penerima yang dianggap tidak tepat, silakan Lurah, Pala dan RT membuat surat keterangan dan melaporkan ke Satgas BLSM.
“Tentu kalau ada surat tembusan soal nama-nama yang dianggap tidal layak, kami akan segera memblokir dananya sampai ada nama pengganti penerima dana tersebut,” katanya.
Ia juga menjelaskan soal mekanisme panggati penerima BLSM yang dianggap tidak layak, yakni Lurah, Pala dan RT mengusulkan calon pengganti ke Kementerian lewat Satgas dan panitia penyalur BLSM. “Nanti Satgas atau panitia BLSM yang meneruskan nama-nama calon penerima dana tersebut. Selama belum ada nama pengganti, kita akan tahan dana tersebut,” katanya.(enk)
Bitung – Kekuatiran sejumlah pihak soal penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) tidak akan tepat sasaran mulai terbukti. Buktinya, sejumlah Kepala Lingkungan (Pala) beberapa hari lalu semenjak Kartu Perlindungan Sosial (KPS) mulai disalurkan kantor Pos menemukan ada penerima BLSM yang tidak layak lagi menerima dana konpensasi kanaikan BBM tersebut.
“Bahkan menurut para Pala, ada warganya yang memiliki mobil tapi terdata sebagai salah satu penerima BLSM,” kata Kepala Kantor Pos Kota Bitung, Dewa Made Yasa beberapa waktu lalu.
Yasa mengatakan, laporan para Pala tersebut pastilah benar adanya, mengingat data yang digunakan Kementerian Sosial adalah data warga miskin tahun 2008. “Jadi peluang soal ada penerima BLSM yang ekonominya sudah mapan alias sudah kaya seperti yang dilaporkan para Pala benar karena datanya sudah lama,” katanya.
Untuk itu Yasa berharap para Lurah, Pala dan RT benar-benar menyadur data penerima BLSM yang telah diberikan. Dan jika ada penerima yang dianggap tidak tepat, silakan Lurah, Pala dan RT membuat surat keterangan dan melaporkan ke Satgas BLSM.
“Tentu kalau ada surat tembusan soal nama-nama yang dianggap tidal layak, kami akan segera memblokir dananya sampai ada nama pengganti penerima dana tersebut,” katanya.
Ia juga menjelaskan soal mekanisme panggati penerima BLSM yang dianggap tidak layak, yakni Lurah, Pala dan RT mengusulkan calon pengganti ke Kementerian lewat Satgas dan panitia penyalur BLSM. “Nanti Satgas atau panitia BLSM yang meneruskan nama-nama calon penerima dana tersebut. Selama belum ada nama pengganti, kita akan tahan dana tersebut,” katanya.(enk)