Manado, BeritaManado.com — Hanya satu jurus agar tidak terpapar Covid-19, yakni patuh pada protokol kesehatan.
Selagi vaksin korona belum tersedia, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan (4M) adalah cara terbaik terhindar dari virus mematikan ini.
Imbauan mematuhi 4M hampir setiap hari kita dengar.
Bahkan sudah selalu diingatkan lewat poster, baliho hingga ucapan langsung orang sekitar.
Di Manado, protokol kesehatan begitu giat disosialisasikan pemerintah.
Bahkan tong-tong air untuk mencuci tangan tersedia hampir di beberapa titik strategis.
Sayang, masih ada beberapa oknum warga membandel dan percaya diri beraktifitas tanpa masker.
Mirisnya, mereka yang tak bermasker ini berinteraksi dengan warga lain di berbagai tempat umum.
Antropolog Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fispol) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Drs Mahyudin Damis MHum menilai perilaku tersebut karena kurang tegasnya pemerintah mengawal aturannya sendiri.
“Coba kalau pemerintah rutin razia, ini mungkin akan berefek,” tegas Mahyudin Damis.
Ia menjelaskan, meskipun protokol kesehatan berulangkali disampaikan, praktiknya akan susah tanpa penegasan di lapangan.
“Minimal ada petugas bersikap tegas kepada mereka yang membandel. Itu sebenarnya sudah cukup,” katanya.
Mahyudin juga menyinggung peran gugus tugas yang terkesan tidak serius memerangi pandemi.
“Tidak perlu kita sebutkan, tahu sendiri,” bebernya.
Sanksi kepada mereka yang melanggar protokol kesehatan sebenarnya sudah dilakukan pemerintah.
Polisi Pamong Praja (Pol PP) intens turun ke lapangan bahkan memberikan teguran kepada siapa saja yang kedapatan melanggar.
Bahkan agar memberikan efek jera, warga tak bermasker dikenakan label khusus dengan tulis ‘kepala batu’ atau keras kepala.
Tetapi, lagi-lagi belum membuahkan hasil.
Dari 10 warga yang lalu lalang, pasti ada satu ada dua yang masih membandel.
Kepatuhan Warga Patut Diapresiasi
Meski begitu, kepatuhan warga juga patut diapresiasi.
Khususnya para pelaku usaha yang konsisten mengikuti anjuran pemerintah.
Di beberapa pusat perbelanjaan di Manado, menjadikan protokol kesehatan sebagai ‘harga mati’.
Tidak tanggung-tanggung, ada yang mewajibkan denda besar bagi pelanggar.
“Kalau ditemukan tidak patuh, langsung kami panggil ke ruangan, tanyakan KTP. Bahkan jika masih membandel kami denda Rp1 juta,” kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19 itCenter, Jim Seimahuira.
itCenter merupakan pusat perbelanjaan elektronik yang setiap hari ramai pengunjung.
Menurut Jim Seimahuira, pelanggaran protokol biasanya dilakukan warga yang baru pertama datang.
“Sehingga mereka belum terlalu mengerti. Itu langsung kami beri pembinaan,” terangnya.
Ia bersyukur warga yang berbelanja di itCenter sudah mengerti dan terbiasa melakukan budaya 4M.
Pengawasan ketat juga dilakukan Manado Town Square (Mantos).
Ini dilakukan agar pengunjung merasa nyaman.
“Berbelanja di Mantos mesti memperhatikan semua instruksi yang diwajibkan demi keamanan bersama,” kata Manajer Mantos, Yono Akbar.
Menurut Yono Akbar, walau jumlah pengunjung tidak sebanyak seperti sebelum pandemi, namun yang datang sangat menikmati suasana di dalam gedung.
Apalagi, satgas Covid-19 setiap saat memperhatian kebersihan semua area.
Bisa dibilang upaya para pelaku usaha ini sudah memberi capaian positif.
Buktinya, sebulan lebih Manado lepas dari zona merah.
Lurah Kelurahan Kampung Islam, Kecamatan Tuminting, Hery Anwar mengakui implementasi protokol kesehatan makin baik.
Semua kelurahan di Manado, kata dia, giat menyosialisasikan pentingnya penerapan 4M.
Hery Anwar mengatakan evaluasi 4M terpantau memuaskan karena sebagian besar warga mengerti dengan bahaya Covid-19.
Sosialisasi pun kata Anwar, dilakukan dengan berbagai cara termasuk memaksimalkan peran media massa.
“Tolong beri sampaikan ke teman, kerabat dan keluarga yang masih abai. Covid-19 ini bahaya dan sudah banyak memakan korban,” katanya.
Hery menuturkan, perlu kerja sama semua pihak membuat Kota Manado aman dari ancaman korona.
Dikatakan, jika semua elemen bergotong-royong, ia yakin Manado akan segera berubah status menjadi zona hijau.
“Jadi pilih mana, sehat bersama atau sakit sendiri. Torang sama-sama sanang atau menderita dikarantina sandiri,” tegasnya.
Hery turut mengapresiasi Wali Kota Manado, Vicky Lumentut yang dianggapnya begitu berperan membawa Manado turun dari zona merah.
Bahkan tambah Hery, wali kota tetap fokus dengan proggramnya memerangi Covid-19 meskipun sudah di penghujung periode.
“Pak wali mempersempahkan hadiah terbaik jelang akhir tugasnya. Ini luar biasa, apalagi dengan terobosan beliau memutus penyebaran virus dan perhatian kepada warga terdampak,” tandasnya.
(Alfrits Semen)