Manado – Politik uang adalah kejahatan terhadap moral, hukum dan demokrasi. Meskipun demikian politik uang tetap dijadikan senjata utama oleh calon anggota DPR dan DPRD untuk meraup suara pada pemilihan legislatif.
Anggota DPRD Sulut Benny Rhamdani memberikan catatan tidak ada satu agama-pun di dunia ini yang menghalalkan seseorang untuk membeli jabatan, apalagi dengan cara menyogok atau menyuap pemilih sambil mengingatkan akibat dari politik uang.
“Maukah kita memilih pendusta agama dan pengkhianat firman Tuhan?
Mereka yang merasa telah mengeluarkan banyak uang untuk membeli Jabatan, diyakini akan melakukan korupsi dengan jabatan yang dipegangnya, karena dia berpikir bagaimana mengembalikan uang yang telah dikeluarkannya. Sementara gaji sebagai pendapatan resmi anggota DPR dan DPRD sebenarnya tidak akan pernah bisa membuat anggota DPR dan DPRD menjadi kaya,” tulis Rhamdani pada broadcast BBMnya.
Tambah Rhamdani, mereka yang memperoleh jabatan dengan cara membeli suara rakyat, diragukan akan bekerja bagi rakyat/konstituennya. Karena di pikiran kerdil mereka, masyarakat tidak boleh protes bahkan marah jika dirinya tidak bekerja secara benar dan sungguh-sungguh, karena suara rakyat sudah dibelinya.
“Maukah kita sebagai manusia (ciptaan Tuhan yang paling sempurna) dihinakan dan direndahkan martabat dan harga diri kita dengan uang sogokan mereka? Setiap bentuk kejahatan hanya dilakukan oleh mereka yang disebut penjahat. Maka jangan pernah Republik ini kita serahkan satu menitpun untuk diurus dan dikelola oleh para penjahat. Ayo, lawan politik uang!!” Tegas calon DPD-RI ini. (Jerry)
Manado – Politik uang adalah kejahatan terhadap moral, hukum dan demokrasi. Meskipun demikian politik uang tetap dijadikan senjata utama oleh calon anggota DPR dan DPRD untuk meraup suara pada pemilihan legislatif.
Anggota DPRD Sulut Benny Rhamdani memberikan catatan tidak ada satu agama-pun di dunia ini yang menghalalkan seseorang untuk membeli jabatan, apalagi dengan cara menyogok atau menyuap pemilih sambil mengingatkan akibat dari politik uang.
“Maukah kita memilih pendusta agama dan pengkhianat firman Tuhan?
Mereka yang merasa telah mengeluarkan banyak uang untuk membeli Jabatan, diyakini akan melakukan korupsi dengan jabatan yang dipegangnya, karena dia berpikir bagaimana mengembalikan uang yang telah dikeluarkannya. Sementara gaji sebagai pendapatan resmi anggota DPR dan DPRD sebenarnya tidak akan pernah bisa membuat anggota DPR dan DPRD menjadi kaya,” tulis Rhamdani pada broadcast BBMnya.
Tambah Rhamdani, mereka yang memperoleh jabatan dengan cara membeli suara rakyat, diragukan akan bekerja bagi rakyat/konstituennya. Karena di pikiran kerdil mereka, masyarakat tidak boleh protes bahkan marah jika dirinya tidak bekerja secara benar dan sungguh-sungguh, karena suara rakyat sudah dibelinya.
“Maukah kita sebagai manusia (ciptaan Tuhan yang paling sempurna) dihinakan dan direndahkan martabat dan harga diri kita dengan uang sogokan mereka? Setiap bentuk kejahatan hanya dilakukan oleh mereka yang disebut penjahat. Maka jangan pernah Republik ini kita serahkan satu menitpun untuk diurus dan dikelola oleh para penjahat. Ayo, lawan politik uang!!” Tegas calon DPD-RI ini. (Jerry)