Tomohon, BeritaManado.com — Persatuan Insan Kolintang Nasional (Pinkan) Indonesia dan Universitas Negeri Manado (UNIMA) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) terkait Ansambel Musik Kolintang Kayu (AMKK) di Rumah Budaya Nusantara (RBN) Ma’Zani Tomohon, Kamis (8/8/2019) kemarin.
Dari Pinkan Indonesia, penandatanganan langsung dilakukan oleh Ketua Umum DPP Pinkan Indonesia Penny Iriana Marsetio, sedangkan dari pihak UNIMA oleh Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Dr Donald M Ratu MHUN dan Kaprodi Sendratasik Dr Meyny Kaunang MPd.
Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Ketua Dewan Pembina Pinkan Indonesia Laksamana TNI (Purn) Prof Dr Marsetio, Pembantu Rektor 4 UNIMA Drs Ronny Tuna MAP, Guru Besar bidang Analisa Musik UNIMA Prof Dr Perry Rumengan MSn, Ketua Harian Pinkan Indonesia Drs Jopie Rory SH MH, pengurus DPP Pinkan Indonesia, para dosen Sendratasik dan keluarga besar RBN Sanggar Ma’Zani.
Dalam sambutannya mewakili Rektor UNIMA Prof Dr Julyeta Paula Lumentut-Runtuwene, Ronny Tuna mengatakan, MoU ini disambut sangat baik oleh UNIMA dan prodi Sendratasik dalam rangka meningkatkan kerjasama dibidang seni khususnya alat musik kolintang kayu.
“Tentu kami sangat optimis, kerjasama ini akan berjalan dengan sangat baik, bisa bersinergi kedepan dengan Pinkan Indonesia,” ujar Ronny.
Sementara itu, Laksamana TNI (Purn) Marsetio mengungkapkan, menjalin kerjasama dengan UNIMA sangat baik, apalagi ternyata ada Guru Besar bidang analisa musik di UNIMA.
“Ternyata Prof Perry ini adalah Profesor musik pertama disini dan soal analisa musik. Tentu bisa berkolaborasi dengan sangat baik,” kata Marsetio.
Apalagi bagi Marsetio yang sangat mencintai kolintang ini, hidup itu membutuhkan seni ditengah padatnya rutinitas aktivitas.
“Saya akan balik lagi ke tempat ini, tapi siang. Jadi biar bisa menikmati pemandangan disini. Apalagi sambil mendengar musik kolintang. Setelah lelah, pas menyanyi atau dengan musik itu rasanya langsung lega. Kalau bicara seni, itu bagian dari kehidupan manusia,” ucap Marsetio.
Diakhir pertemuan, Penny Iriana Marsetio pun menegaskan, membawa Kolintang Goes to UNESCO adalah tugas yang membuat langkah para pengurus DPP Pinkan Indonesia tegap.
Penny pun mengungkapkan, dirinya akan merasa sangat berhutang apabila goes to UNESCO belum tuntas dan kolintang belum tercatat secara resmi dan sah serta diakui dunia sebagai milik Indonesia.
“Kami pun tidak boleh berjalan sendiri, kami membutuhkan dukungan dari semua pihak, terutama para pegiat ansambel musik kolintang kayu. Mimpi saya, kolintang berbunyi dari sabang sampai merauke,” tutup Penny.
Jalasenatri yang diketahui sebagai pemilik unit kolintang terbanyak untuk instansi ini pun turut hadir pada kesempatan tersebut.
Sejumlah unit kolintang telah didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia untuk mewujudkan mimpi agar kolintang berbunyi dari Sabang sampai Merauke.
(sri surya)