Tomohon, BeritaManado.com — Pada Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tahun 2020 ini menjadi tantangan berat bukan teknis penyelenggaraan, tapi hoaks.
Hal ini diungkapkan Komisoner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tomohon, Stenly Kowaas, dalam kegiatan ‘Coffee Morning’ dan Diskusi bersama awak media, yang digelar di Aula kantor KPU Kota Tomohon, Jumat (2/10/2020).
“Dengan berbagai kemajuan dan perkembangan teknologi seperti sekarang, sulit sekali penyelenggara pemilu bisa melakukan hal-hal yang bertentangan dengan aturan.” Ujar Kepala Divisi Sosialisasi, Sumber Daya Manusia (SDM) dan Partisipasi Masyarakat (Parmas) ini.
Ia memberikan contoh, Dirinya heran kalau ada berita seolah-olah orang kalau tidak didata dalam pemutakhiran data pemilih, tidak akan memilih.
“Tidak seperti itu. Pemutakhiran data pemilih itu kan hanya berusaha untuk membuka jaringan untuk menemukan yang memiliki hak memilih. Rumus teknis ini simpel sekali. Orang yang tidak terdata sebagai pemilih pun bisa memilih,” jelas Kowaas.
Ia menambahkan, maka dari itu media juga berperan penting, jangan sampai salah dalam menulis berita, sehingga bisa saja membuat publik mendapatkan informasi hoaks.
“Makanya saya agak tidak enak melihat, kalau ada kawan-kawan jurnalis yang salah filosofi dalam menulis berita. Jangan, jika ada orang yang tidak terdata sebagai pemilih, seolah-olah itu disengaja penyelenggara agar mereka tidak memilih. Tidak begitu,” ujar Kowaas.
Tegasnya lagi, tantangan penyeleggara pemilu hari ini bukan terkait teknis lagi, melainkan hoaks.
“Kalau dulu kan ada soal kehilangan surat suara, kalau sekarang sulit. Kalau pun itu permainan tingkat tinggi dari KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara), pasti dia dipidana dan sebagainya,” katanya.
Kowaas berharap, para jurnalis bisa menghadirkan pesta demokrasi yang sehat, aman, damai dan kredibel.
“Kasarnya, seperti yang disampaikan Ibu Lynvia dan Pak Idham dan disempurnakan Ketua Vocke tadi, kawan-kawan wartawan bisa jadi ‘pemadam kebakaran’ di pilkada ini. Teman-teman sangat diharapkan menjadi ‘wasit’, bukan ‘pemain’ dalam pilkada ini,” tandasnya.
Diketahui, tampil sebagai pembicara Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulawesi Utara (Sulut), Voucke Lontaan, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado, Lynvia Gunde, dan jurnalis senior Sulut Idham Malewa, sebagai pemantik.
(***/Dedy Dagomes)