Belang – Inilah tahap paling menegangkan dari tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah di Kabupaten Minahasa Tenggara, khususnya wilayah Kecamatan Belang. Di daerah ini, malam sebelum digelarnya pemungutan suara dikenal dengan istilah ‘malam bakupas’. Istilah ini diadopsi dari tradisi prosesi pernikahan, dimana malam sebelum digelarnya resepsi merupakan waktu dimana calon pengantin pria dan keluarga membawa mas kawin, yang biasanya juga terdapat sejumlah uang, disamping seperangkat alan sholat.
Rabu (12/6) malam ini merupakan saat dimana para tim sukses dituntut kerja keras untuk mendapatkan dukungan suara, meski harus menggunakan amplop yang berisikan uang. Sejauh ini memang belum ada hasil pilkada dibatalkan lantaran isu politik uang karena tidak ada bukti kuat. Akan tetapi itulah kenyataan yang terjadi berdasarkan pengakuang masyarakat sendiri. Baik kepoisian maupun Panitia Pengawas Pemilu (Panwas), keduanya sejauh ini belum mampu membuktikan dugaan kecurangan tersebut.
“Kami tidak pernah meminta uang sepeser pun kepada para calon melalui tim suksesnya, namun mereka sendiri yang memberikannya dengan alasan uang duduk saat ikut pertemuan tim sukses dan lain sebagainya. Siapa yang tidak mau uang, apalagi itu datang dengan tiba – tiba. Itulah kenyataan yang terjadi. Jadi saya rasa hal seperti itu sudah menjadi budaya. Sejauh ini memang tidak pernah ada paksaan dari para tim sukses yang memberikan amplop untuk memilih jagoan yang mereka usung. Namun ada sedikit pesan, ‘kalu boleh no’,” kata Junaid Banga.(ang)
Belang – Inilah tahap paling menegangkan dari tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah di Kabupaten Minahasa Tenggara, khususnya wilayah Kecamatan Belang. Di daerah ini, malam sebelum digelarnya pemungutan suara dikenal dengan istilah ‘malam bakupas’. Istilah ini diadopsi dari tradisi prosesi pernikahan, dimana malam sebelum digelarnya resepsi merupakan waktu dimana calon pengantin pria dan keluarga membawa mas kawin, yang biasanya juga terdapat sejumlah uang, disamping seperangkat alan sholat.
Rabu (12/6) malam ini merupakan saat dimana para tim sukses dituntut kerja keras untuk mendapatkan dukungan suara, meski harus menggunakan amplop yang berisikan uang. Sejauh ini memang belum ada hasil pilkada dibatalkan lantaran isu politik uang karena tidak ada bukti kuat. Akan tetapi itulah kenyataan yang terjadi berdasarkan pengakuang masyarakat sendiri. Baik kepoisian maupun Panitia Pengawas Pemilu (Panwas), keduanya sejauh ini belum mampu membuktikan dugaan kecurangan tersebut.
“Kami tidak pernah meminta uang sepeser pun kepada para calon melalui tim suksesnya, namun mereka sendiri yang memberikannya dengan alasan uang duduk saat ikut pertemuan tim sukses dan lain sebagainya. Siapa yang tidak mau uang, apalagi itu datang dengan tiba – tiba. Itulah kenyataan yang terjadi. Jadi saya rasa hal seperti itu sudah menjadi budaya. Sejauh ini memang tidak pernah ada paksaan dari para tim sukses yang memberikan amplop untuk memilih jagoan yang mereka usung. Namun ada sedikit pesan, ‘kalu boleh no’,” kata Junaid Banga.(ang)