Tondano – Sesumbar untuk menghadirkan 100 ribu massa pada kampanye terakhir pasangan Jantje Wowiling Sajow – Ivan Sarundajang (JWS – IvanSa) di lapangan Sam Ratulangi Tondano sebagaimana diberitakan salah-satu media cetak di Manado, tidak terbukti.
Pantauan beritamando, Kamis (6/12) sore di lokasi kampanye lapangan Sam Ratulangi Tondano, tampak massa pendukung pasangan yang didukung PDI-Perjuangan ini tidaklah sebanyak yang digembar-gemborkan.
Meski demikian kampanye yang menghadirkan langsung Bendahara Umum PDI-Perjuangan Olly Dondokambey cukup memberikan kepuasan bagi kader dan simpatisan JWS-IvanSa. “Kami senang bisa mengikuti kampanye ini, apalagi pak Olly juga ikut menyampaikan orasi,” tutur oma Ana yang mengaku datang dari Desa Tolok, Kecamatan Tompaso.
Namun begitu pengamat politik dan pemerintahan Taufik Tumbelaka turut berkomentar terkait klaim ataupun opini untuk menghadirkan massa sebanyak mungkin. Mantan aktifis UGM ini menyarankan agar klaim menghadirkan jumlah massa harus dapat disampaikan secara wajar.
“Sebenarnya secara politik klaim seperti itu sah-sah saja. Namun sebaiknya juga klaim harus berdasarkan logika. Misalnya, apakah kita sanggup menghadirkan 100 ribu massa dari sekitar 250 ribu jumlah pemilih di Pilkada Minahasa? Tentu klaim yang logis merupakan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat,” tukas Tumbelaka. (Jerry)
Tondano – Sesumbar untuk menghadirkan 100 ribu massa pada kampanye terakhir pasangan Jantje Wowiling Sajow – Ivan Sarundajang (JWS – IvanSa) di lapangan Sam Ratulangi Tondano sebagaimana diberitakan salah-satu media cetak di Manado, tidak terbukti.
Pantauan beritamando, Kamis (6/12) sore di lokasi kampanye lapangan Sam Ratulangi Tondano, tampak massa pendukung pasangan yang didukung PDI-Perjuangan ini tidaklah sebanyak yang digembar-gemborkan.
Meski demikian kampanye yang menghadirkan langsung Bendahara Umum PDI-Perjuangan Olly Dondokambey cukup memberikan kepuasan bagi kader dan simpatisan JWS-IvanSa. “Kami senang bisa mengikuti kampanye ini, apalagi pak Olly juga ikut menyampaikan orasi,” tutur oma Ana yang mengaku datang dari Desa Tolok, Kecamatan Tompaso.
Namun begitu pengamat politik dan pemerintahan Taufik Tumbelaka turut berkomentar terkait klaim ataupun opini untuk menghadirkan massa sebanyak mungkin. Mantan aktifis UGM ini menyarankan agar klaim menghadirkan jumlah massa harus dapat disampaikan secara wajar.
“Sebenarnya secara politik klaim seperti itu sah-sah saja. Namun sebaiknya juga klaim harus berdasarkan logika. Misalnya, apakah kita sanggup menghadirkan 100 ribu massa dari sekitar 250 ribu jumlah pemilih di Pilkada Minahasa? Tentu klaim yang logis merupakan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat,” tukas Tumbelaka. (Jerry)