Manado, BeritaManado.com — Perekonomian Indonesia mulai pulih sejak 2021 dan terus menguat hingga tahun 2022.
Kondisi ini berbeda dengan perekonomian global yang meningkat di tahun 2021, namun menurun di tahun 2022.
Pertumbuhan ekonomi yang baik didukung oleh penanganan Covid-19 yang mumpuni dan berbagai insentif fiskal sehingga mendorong konsumsi domestik tetap kuat, serta kinerja ekspor Indonesia dan aliran modal asing yang tetap terjaga.
Hal tersebut menjadi pembuka dalam kegiatan bI BASUARA yang digelar pada Jumat (13/10/2023) di The Sentra Hotel.
Acara yang bertema “Membangun Optimisme, Mendorong Sinergi untuk Sulut Maju” inijuga menjadi momen dalam menginformasikan perkembangan ekonomi makro terkini Sulawesi Utara.
Untuk tahun 2022, pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulampua, diikuti Kalimantan, Jawa, Balinusra, dan Sumatera.
Secara spesifik, Sulut tumbuh 5,42 persen (yoy), dan menjadi salah satu dari 9 provinsi yang pertumbuhannya lebih tinggi dari capaian nasional yang tumbuh 5,31 persen (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, Andry Prasmuko menjelaskan,
pada triwulan II 2023, perekonomian Sulut terus tumbuh dan mencapai 6,28 perse. (yoy) atau menguat dari triwulan I 2023 yang tumbuh 5,26 persen (yoy).
“Dengan capaian tersebut, kinerja perekonomian Sulut mampu melampaui kinerja perekonomian nasional sebesar 5,17 persen (yoy),” ujar Andry.
Di tingkat nasional, Provinsi Sulut tercatat sebagai daerah dengan pertumbuhan tertinggi ke-4 pada triwulan II 2023.
Hal ini didukung oleh peningkatan pada LU Transportasi dan LU Industri Pengolahan.
Di sisi lain perlambatan pada LU Konstruksi, LU Pertanian, dan LU Perdagangan menahan kinerja perekonomian Sulut.
(***/srisurya)