Amurang – Kejadian kebarakan yang menimpah rumah keluarga Wongkar-Bako, Jaga VII Desa Teep, Kecamatan Amurang Barat, Minahasa Selatan (Minsel), menyisahkan kekecewaan keluarga Beno dan warga Teep. Betapa tidak, saat rumah ludes dilalap is jago merah samapi ratah tanah dan tinggal puing-puing, baru pemadam kebakaran, Satuan Polisi Pamong praja (Sat Pol PP) Minsel, baru sampai di tempat kejadian.
Menurut Hukum Tua Desa Teep, Terry Kumambong, saat terjadi kebakaran, dirinya langsung menelepon kecamatan, dinas sosial dan ke Sat Pol PP Minsel. Karena kebakan kian meluas, masyarakat bergotong royong padamkan api, sambil menunggu pemadam kebakaran. “Pemerintah desa juga membuka kantin pengumpulan dana membantu keluarga yang tertimpa kebakaran,” ujar Kumambong, kepada beritamanado.com
Sayangnya, menurut Nisran Daramuda warga setempat, “pemadam kebakaran lamban dalam meminimalisir kerugian akibat kebakaran. Karena api sudah padam, baru pemadam kebakaran sampai, bahkan nampak personil kurang telaten mengoperasikanya,” ketus Nisran, kepada beritamanado.com
Sementara itu, Kepala Sat Pol PP Minsel Nofriet Ransulangi mengatakan, pihaknya sudah maksimal mengupayakan pengoperasian pemadam kebakaran. Meski begitu diakuinya, kinera Sat Pol PP membawahi pemadam kebakaran cukup sulit. “Personil saya sudah dilatih menanggulangi kebakaran, bahkan target dari tempat kebakaran harus berjarak 30 meter, tapi saya lihat memang cukup dekat, ini akan saya evaluasi,” ujar Dady sapaanya. (sanlylendongan)
Amurang – Kejadian kebarakan yang menimpah rumah keluarga Wongkar-Bako, Jaga VII Desa Teep, Kecamatan Amurang Barat, Minahasa Selatan (Minsel), menyisahkan kekecewaan keluarga Beno dan warga Teep. Betapa tidak, saat rumah ludes dilalap is jago merah samapi ratah tanah dan tinggal puing-puing, baru pemadam kebakaran, Satuan Polisi Pamong praja (Sat Pol PP) Minsel, baru sampai di tempat kejadian.
Menurut Hukum Tua Desa Teep, Terry Kumambong, saat terjadi kebakaran, dirinya langsung menelepon kecamatan, dinas sosial dan ke Sat Pol PP Minsel. Karena kebakan kian meluas, masyarakat bergotong royong padamkan api, sambil menunggu pemadam kebakaran. “Pemerintah desa juga membuka kantin pengumpulan dana membantu keluarga yang tertimpa kebakaran,” ujar Kumambong, kepada beritamanado.com
Sayangnya, menurut Nisran Daramuda warga setempat, “pemadam kebakaran lamban dalam meminimalisir kerugian akibat kebakaran. Karena api sudah padam, baru pemadam kebakaran sampai, bahkan nampak personil kurang telaten mengoperasikanya,” ketus Nisran, kepada beritamanado.com
Sementara itu, Kepala Sat Pol PP Minsel Nofriet Ransulangi mengatakan, pihaknya sudah maksimal mengupayakan pengoperasian pemadam kebakaran. Meski begitu diakuinya, kinera Sat Pol PP membawahi pemadam kebakaran cukup sulit. “Personil saya sudah dilatih menanggulangi kebakaran, bahkan target dari tempat kebakaran harus berjarak 30 meter, tapi saya lihat memang cukup dekat, ini akan saya evaluasi,” ujar Dady sapaanya. (sanlylendongan)