Airmadidi – Diana yang selalu ke kantor Pemkab Minut untuk melaksanakan tugas, harus berhadapan dengan realita tak adanya toilet umum di kantor yang di pimpin Bupati Sompie Singal dan Wakil Bupati Yulisa Baramuli.
“Adoh, dimana ini toilet, so rasa pipis kita nda ada toilet disini,” ujar Diana sambil menahan rasa kencingnya, Jumat (13/12)
Ia pun harus berkeliling mencari toilet, menuju ke lantai dua, toilet pun sedang ditutup, sementara dua toilet di lantai dasar sementara dalam tahap rehab.
Dengan masih menahan rasa kencingnya, Diana turun ke lantai dasar, di ruangan kantin dan kantor Bank Sulut serta Kantor BUD.
“Saya bilang mau pinjam toilet, katanya toilet dikunci dan minta di bagian kantor BUD, saya tanya kuncinya, ternyata sudah ada yang bawa ke toilet,” kata Diana pada beritamanado.com
Diana pun pergi ke arah toilet, sempat menunggu tak terlalu lama, keluar seorang karyawati bank. Diana pun meminta izin untuk pinjam toilet itu. Namun, permintaan Diana ditolak.
Menurut Diana, alasannya ia ditolak, karena air dalam toilet diangkat oleh pihak mereka, bukannya air yang memang sudah ada.
“Kita bilang kalau cuma masalah air, kita boleh beli air mineral, so berapa banyak air so yang kita mau pakai,” ujar Diana dengan nada kesal.
Masih dengan kesal, Diana pun bertemu dengan Assisten 1 Pemkab Minut, Ronny Siwi. Kekesalan diceritakannya pada Assisten 1 itu.
Ronny Siwi pun mengakui toilet yang ada di Pemkab Minut adalah milik pemerintah. “Namanya aset pemerintah, bisa digunakan siapa saja,” kata Siwi.
Siwi juga mengaku pernah mengalami serupa Diana. Namun Siwi memilih pergi ke toilet yang ada di Hutan Kenangan, sekitar 150 meter dari kantor Pemkab Minut.
Menanggapi akan hal itu, seorang tamu di Pemkab Minut, mengatakan, pengerjaan rehab oleh Pemkab Minut tak memperhatikan hal-hal kecil namun penting.
“Baiknya, ketika ada beberapa toilet, itu tak direhab sekaligus, yang satu toilet dulu, baru bergantian. Kalau begini, ya itu namanya tak ada toilet,” katanya. (robintanauma)
Airmadidi – Diana yang selalu ke kantor Pemkab Minut untuk melaksanakan tugas, harus berhadapan dengan realita tak adanya toilet umum di kantor yang di pimpin Bupati Sompie Singal dan Wakil Bupati Yulisa Baramuli.
“Adoh, dimana ini toilet, so rasa pipis kita nda ada toilet disini,” ujar Diana sambil menahan rasa kencingnya, Jumat (13/12)
Ia pun harus berkeliling mencari toilet, menuju ke lantai dua, toilet pun sedang ditutup, sementara dua toilet di lantai dasar sementara dalam tahap rehab.
Dengan masih menahan rasa kencingnya, Diana turun ke lantai dasar, di ruangan kantin dan kantor Bank Sulut serta Kantor BUD.
“Saya bilang mau pinjam toilet, katanya toilet dikunci dan minta di bagian kantor BUD, saya tanya kuncinya, ternyata sudah ada yang bawa ke toilet,” kata Diana pada beritamanado.com
Diana pun pergi ke arah toilet, sempat menunggu tak terlalu lama, keluar seorang karyawati bank. Diana pun meminta izin untuk pinjam toilet itu. Namun, permintaan Diana ditolak.
Menurut Diana, alasannya ia ditolak, karena air dalam toilet diangkat oleh pihak mereka, bukannya air yang memang sudah ada.
“Kita bilang kalau cuma masalah air, kita boleh beli air mineral, so berapa banyak air so yang kita mau pakai,” ujar Diana dengan nada kesal.
Masih dengan kesal, Diana pun bertemu dengan Assisten 1 Pemkab Minut, Ronny Siwi. Kekesalan diceritakannya pada Assisten 1 itu.
Ronny Siwi pun mengakui toilet yang ada di Pemkab Minut adalah milik pemerintah. “Namanya aset pemerintah, bisa digunakan siapa saja,” kata Siwi.
Siwi juga mengaku pernah mengalami serupa Diana. Namun Siwi memilih pergi ke toilet yang ada di Hutan Kenangan, sekitar 150 meter dari kantor Pemkab Minut.
Menanggapi akan hal itu, seorang tamu di Pemkab Minut, mengatakan, pengerjaan rehab oleh Pemkab Minut tak memperhatikan hal-hal kecil namun penting.
“Baiknya, ketika ada beberapa toilet, itu tak direhab sekaligus, yang satu toilet dulu, baru bergantian. Kalau begini, ya itu namanya tak ada toilet,” katanya. (robintanauma)