Jakarta – Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara perlu mengintensifkan kerja sama dengan pihak swasta untuk membangun Terminal Agro.
Hal itu terkait upaya untuk melakukan pengendalian harga komoditi pertanian yang menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat seperti cabai, bawang merah, bawang putih, tomat dan lain sebagainya.
Untuk melakukan hal itu, pemerintah perlu menggandeng pihak swasta sebagai Avalis atau Champion untuk menerapkan sistem manajemen terpadu.
Direktur PT Gunung Mas Agro Lestari (GMAL) Pieter Tangka kepada BeritaManado.com, Minggu (13/3/2016) mengatakan bahwa operasiinal Terminal Agro sudah dilengkapi dengan peralatan dan sumber daya manusia yang memadai serta ditunjang dengan sistem yang profesional.
“Profesionalitas mutlak dimiliki untuk menjalankan sebuah sistem terpadu. Salah satu peralatan yang harus ada adalah cold stirage. Gunanya adalah ketika hasil produksi pertanian melimpah, bisa dilajukan tunda jual dan disimpan dalam cold storage. Untuk komoditi seperti tomat dan cabe dapat dilakukan penghancuran stock,” katanya.
Ditambahkannya, bahwa penghancuran stock tersebut dimaksudkan untuk menciptakan keseimbangan supply terhadap demand. Dengan demikian harga pasti akan terkendali.
Dalam hal ini intinya adalah bagaimana menerapkan sebuah sustem manajemen produksi untuk tata kelola tanam-panen. Kemudian ada juga manajemen rantai pasok atau distribusi, manajemen pasar sertta manajemen retail. (frangkiwullur)