Ratahan, BeritaManado.com – Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) terus berupaya menghadirkan solusi untuk para petani kopra.
Tak tanggung Kepala Dinas KUKM Gotlieb Hosea Mamahit yang juga menangani urusan Perindustrian dan Perdagangan menyerukan warga Mitra untuk memboikot minyak goreng dari luar dan menggunakan minyak goreng buatan lokal masyarakat Mitra.
“Ini cara paling jitu menaikkan harga kopra, yakni memboikot minyak goreng dari luar,” katanya.
Penegasan Gotlieb Mamahit diutarakannya kala menanggapi keluhan warga dalam reses legislator Mitra, Rabu (11/12) kemarin, terkait terpuruknya harga kopra.
“Ini kan soal hukum pasar, supply and demand. Karena kita banyak menggunakan produk minyak goreng luar, maka kebutuhan kopra kita berkurang, otomatis harga sulit bergerak naik,” tukasnya.
Menurutnya, dengan menkonsumsi minyak goreng buatan masyarakat Mitra sendiri maka otomatis kebutuhan akan kopra ini akan semakin meningkat karena memenuhi permintaan dan kebutuhan warga.
“Ini yang penting dipahami soal mekanisme pasar,” ungkap Gotlieb Mamahit.
Ditambahkannya, dengan gerakan mengonsumsi minyak goreng lokal, maka otomatis akan meninggalkan ketergantungan terhadap minyak goreng luar daerah, seperti yang dari kelapa sawit serta dalam kemasan pabrik lainnya.
“Dan pengalaman saya bahwa minyak goreng lokal yang dibuat sendiri, berbeda kualitasnya dengan minyak goreng luar atau minyak goreng dalam kemasan,” sebutnya.
Lanjut Mamahit mengutarakan, gerakan mengonsumsi atau memakai minyak goreng lokal bisa dimulai dari Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Sekarang ada sekira 2.400 ASN di lingkungan Pemkab Mitra. Kalausemua sepakat menggunakan minyak goreng lokal, saya yakin akan mendongkrak harga kopra,” tuturnya.
Lanjut dikatakannya, jika jika ditambah dengan 37 ribu Kepala Keluarga se-Kabupaten Mitra sepakat menggunakan minyak goreng lokal, pasti dampaknya akan lebih besar.
“Justru nanti akan jadi pertanyaan apakah produksi minyak goreng lokal kita akan mampu memenuhi permintaan atau kebutuhan. Sekarang tinggal bagaimana itikad baik kita sebagai bagian mengangkat harga komoditi kopra di daerah kita,” pungkasnya.
(Jenly Wenur)