Amurang – Terbukanya fasilitas umum yang dibangun pemerintah pusat di daerah, otomatis membuka peluang produk sumber daya alam di Sulawesi Utara (Sulut). Salah satunya pelabuhan, yakni pelabuhan Bitung sebagai pintu gerbangnya, sedangkan pelabuhan Amurang second line memiliki koneksi atau penghubung dengan pelabuhan Belang.
Keterkaitan pelabuhan Amurang, Minsel dan pelabuhan Belang, Mitra dikatakan Menteri Perhubungan RI, E.E Mangindaan, direncanakannya akan dikembangkan kedepan. Pelabuhan Amurang yang alami dan Belang pelabuhan mencolok keluar dermaganya bisa jadi satu, bisa dipakai untuk sektor perikanan tempat berlabuh kapal ikan dan pelabuhan laut atau umum.
“Saya anggap pelabuhan Amurang dan Belang ‘dua sejoli’. Coba Ngoni lia (silahkan anda/wartawan lihat) keduanya saling keterkaitan. Kalau musim angin barat Amurang melaut susah tapi kalu musim timur enak, sebaliknya disana (Belang, red) kalau musim timur susah, karena teluk tomini gelombang besar,” ujar Mangindaan.
Nah, kalau kedua pelabuhan ini sedang dalam pembangunan, dan dianggarkan dalam dua tahun terakhir ini pembangunanya. “Jadi rencana saya, kedua pelabuhan ini akan terus dipacu pembangunanya sehingga lebih baik lagi,” kata Mangindaan saat pulang kampung belum lama ini.
Terbukanya kedua pelabuhan ini, maka dengan sendirinya infratruktur jalan di kedua daerah ini akan terbuka, dan sumber daya alam seperti holtikultura Modoinding akan mudah dipasarkan keluar daerah. (Sanly Lendongan)
Amurang – Terbukanya fasilitas umum yang dibangun pemerintah pusat di daerah, otomatis membuka peluang produk sumber daya alam di Sulawesi Utara (Sulut). Salah satunya pelabuhan, yakni pelabuhan Bitung sebagai pintu gerbangnya, sedangkan pelabuhan Amurang second line memiliki koneksi atau penghubung dengan pelabuhan Belang.
Keterkaitan pelabuhan Amurang, Minsel dan pelabuhan Belang, Mitra dikatakan Menteri Perhubungan RI, E.E Mangindaan, direncanakannya akan dikembangkan kedepan. Pelabuhan Amurang yang alami dan Belang pelabuhan mencolok keluar dermaganya bisa jadi satu, bisa dipakai untuk sektor perikanan tempat berlabuh kapal ikan dan pelabuhan laut atau umum.
“Saya anggap pelabuhan Amurang dan Belang ‘dua sejoli’. Coba Ngoni lia (silahkan anda/wartawan lihat) keduanya saling keterkaitan. Kalau musim angin barat Amurang melaut susah tapi kalu musim timur enak, sebaliknya disana (Belang, red) kalau musim timur susah, karena teluk tomini gelombang besar,” ujar Mangindaan.
Nah, kalau kedua pelabuhan ini sedang dalam pembangunan, dan dianggarkan dalam dua tahun terakhir ini pembangunanya. “Jadi rencana saya, kedua pelabuhan ini akan terus dipacu pembangunanya sehingga lebih baik lagi,” kata Mangindaan saat pulang kampung belum lama ini.
Terbukanya kedua pelabuhan ini, maka dengan sendirinya infratruktur jalan di kedua daerah ini akan terbuka, dan sumber daya alam seperti holtikultura Modoinding akan mudah dipasarkan keluar daerah. (Sanly Lendongan)