Bitung – Aksi penebangan pohon perindang di sejumlah wilayah Minahasa mendapat kecaman dari para pecinta dan pemerhati lingkungan. Pasalnya aksi penebangan dinilai tidak dilandasi alasan jelas dan hanya merusak lingkungan.
“Pohon perindang selain menghijaukan lingkungan juga memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki, tapi sayang itu diabaikan oleh oknum yang melakukan penebangan tanpa alasan jelas,” kata salah satu anggota pecinta alam MPA Technology Fatek Unima, Edward Widodo, Selasa (30/4).
Widodo mengaku selama ini begitu nyaman melihat sepanjang ruas jalan di Minahasa terlihat hijau dengan pohon perindang. Namun dalam beberapa hari ini, pohon-pohon perindang ditebang dengan menggunakan mesin gergaji sehingga terlihat gersang.
“Tidak tahu apa alasannya sehingga pohon-pohon perindang dibabat begitusaja,” katanya.
Hal senada juga dikatakan Ketua Forum Komunikasi Pecinta Alam (FKPA) Sulut, Fanny Dion Luntungan. Dimana dirinya mengaku prihatin dengan aksi pembabatan pohon perindang di wilayah Minahasa.
“Kami sangat prihatin dan mengecam tindakan tersebut, apalagi jika aksi pebabatan pohon perindang merupakan kebijakan Pemda,” kata Luntungan.
Kalupun jenis pohon-pohon perindang tersebut akan diganti menurut Luntungan, harus terlebih ditanam pohon pengganti. Bukan malah mebabat semua pohon perindang baru mulai menanam pohon yang baru.
“Kalau memang tujuannya untuk mengganti maka harus mengikuti mekanisme, bukan asal main tebang seperti saat ini,” katanya.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, belum satupun pejabat Pemkab Minahasa yang bersedia memberikan keterangan soal aksi penebabangan pohon perindang di sejumlah wilayah Minahasa.(enk)
Bitung – Aksi penebangan pohon perindang di sejumlah wilayah Minahasa mendapat kecaman dari para pecinta dan pemerhati lingkungan. Pasalnya aksi penebangan dinilai tidak dilandasi alasan jelas dan hanya merusak lingkungan.
“Pohon perindang selain menghijaukan lingkungan juga memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki, tapi sayang itu diabaikan oleh oknum yang melakukan penebangan tanpa alasan jelas,” kata salah satu anggota pecinta alam MPA Technology Fatek Unima, Edward Widodo, Selasa (30/4).
Widodo mengaku selama ini begitu nyaman melihat sepanjang ruas jalan di Minahasa terlihat hijau dengan pohon perindang. Namun dalam beberapa hari ini, pohon-pohon perindang ditebang dengan menggunakan mesin gergaji sehingga terlihat gersang.
“Tidak tahu apa alasannya sehingga pohon-pohon perindang dibabat begitusaja,” katanya.
Hal senada juga dikatakan Ketua Forum Komunikasi Pecinta Alam (FKPA) Sulut, Fanny Dion Luntungan. Dimana dirinya mengaku prihatin dengan aksi pembabatan pohon perindang di wilayah Minahasa.
“Kami sangat prihatin dan mengecam tindakan tersebut, apalagi jika aksi pebabatan pohon perindang merupakan kebijakan Pemda,” kata Luntungan.
Kalupun jenis pohon-pohon perindang tersebut akan diganti menurut Luntungan, harus terlebih ditanam pohon pengganti. Bukan malah mebabat semua pohon perindang baru mulai menanam pohon yang baru.
“Kalau memang tujuannya untuk mengganti maka harus mengikuti mekanisme, bukan asal main tebang seperti saat ini,” katanya.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, belum satupun pejabat Pemkab Minahasa yang bersedia memberikan keterangan soal aksi penebabangan pohon perindang di sejumlah wilayah Minahasa.(enk)