Langowan – Paskah tidak lepas dari rangkaian pekan suci yang diawali dengan liturgi Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung dan Vigili Paskah. Minggu Paskah adalah puncak sukacita iman sebagai umat Katolik yang telah berjuang selama masa Pra Paskah dengan berbagai tindakan puasa dan pantang.
Pastor Noldy Karamoy Pr, Minggu (16/4/2017) kemarin mengatakan bahwa Paskah itu tidak selamanya hanya dimaknai secara harafiah. Namun juga penting untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari melalui pekerjaan yang digeluti. Justeru Paskah itu sendiri Tuhan Yesus menampakkan diri kepada para murid-Nya sebelum dia terangkat ke surga saat mereka sedang bekerja.
Sekedar flashback, khususnya dari Kamis Putih, dimana umat diajak untuk menyelami cinta Tuhan dalam diri Yesus. Hal itu nyata dalam pergumulan yang meneteskan keringat darah saat Yesus mendeklarasikan ketaatan kepada Bapa-Nya melalui penyerahan diri secara total. Hal itu sejalan dengan kerendahan hati dalam melayani saat membasuh kaki murid-murid.
Sehari setelahnya yaitu pada Jumat Agung, umat kembali diarahkan untuk melihat secara visual proses penderitaan Yesus lewat beberapa alternatif penghayatan yaitu prosesi jalan salib biasa dan jalan salib hidup. Keduanya sama penting karena sama-sama memiliki 14 perhentian, dimana umat dapat berdoa dan bersujud.
Sabtu (Vigili Paskah) dan keesokan harinya (Minggu Paskah) umat diajak untuk mensyukuri kebangkitan Sang Juru Selamat lewat perayaan Ekaristi secara mulia. Lilin Paskah yang dinyalakan dan diarak menandakan Kristus yang bercayaha.
“Cahaya Kristus yang kita saksikan pada malam Paskah tentu diharapkan dapat juga menyinari kehidupan kita sebagai umat. Sekiranya di dalam diri masih ada hal-hal yang menghalangi kita mengambil bagian dalam berbagai aksi nyata di tengah-tengah umat, dengan cahaya itu tentu diharapkan dapat beruba menjadi lebih berani lagi untuk bertindak,” katanya. (frangkiwullur)
Langowan – Paskah tidak lepas dari rangkaian pekan suci yang diawali dengan liturgi Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung dan Vigili Paskah. Minggu Paskah adalah puncak sukacita iman sebagai umat Katolik yang telah berjuang selama masa Pra Paskah dengan berbagai tindakan puasa dan pantang.
Pastor Noldy Karamoy Pr, Minggu (16/4/2017) kemarin mengatakan bahwa Paskah itu tidak selamanya hanya dimaknai secara harafiah. Namun juga penting untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari melalui pekerjaan yang digeluti. Justeru Paskah itu sendiri Tuhan Yesus menampakkan diri kepada para murid-Nya sebelum dia terangkat ke surga saat mereka sedang bekerja.
Sekedar flashback, khususnya dari Kamis Putih, dimana umat diajak untuk menyelami cinta Tuhan dalam diri Yesus. Hal itu nyata dalam pergumulan yang meneteskan keringat darah saat Yesus mendeklarasikan ketaatan kepada Bapa-Nya melalui penyerahan diri secara total. Hal itu sejalan dengan kerendahan hati dalam melayani saat membasuh kaki murid-murid.
Sehari setelahnya yaitu pada Jumat Agung, umat kembali diarahkan untuk melihat secara visual proses penderitaan Yesus lewat beberapa alternatif penghayatan yaitu prosesi jalan salib biasa dan jalan salib hidup. Keduanya sama penting karena sama-sama memiliki 14 perhentian, dimana umat dapat berdoa dan bersujud.
Sabtu (Vigili Paskah) dan keesokan harinya (Minggu Paskah) umat diajak untuk mensyukuri kebangkitan Sang Juru Selamat lewat perayaan Ekaristi secara mulia. Lilin Paskah yang dinyalakan dan diarak menandakan Kristus yang bercayaha.
“Cahaya Kristus yang kita saksikan pada malam Paskah tentu diharapkan dapat juga menyinari kehidupan kita sebagai umat. Sekiranya di dalam diri masih ada hal-hal yang menghalangi kita mengambil bagian dalam berbagai aksi nyata di tengah-tengah umat, dengan cahaya itu tentu diharapkan dapat beruba menjadi lebih berani lagi untuk bertindak,” katanya. (frangkiwullur)