Manado – Ratusan pasien semua rumah sakit (RS) di Sulawesi Utara terancam keselamatannya. Pasalnya, stock darah yang saat ini dimiliki Palang Merah Indonesia (PMI) Sulut tidak mampu mencukupi kebutuhan darah setiap hari disebagian besar RS di daerah Nyiur Melambai ini.
Hal ini diutarakan Ketua PMI Sulut James Karinda yang ditemani Direktur Transfusi Darah, dr Edny kepada para wartawan di kantor gubernur akhir pekan lalu.
Dia mengatakan, pihak PMI hanya sanggup memenuhi 60 persen atau 1200 kantong untuk mencukupi kebutuhan di semua RS di Sulut terlebih di Kota Manado, padahal, kebutuhan darah di Sulut mencapai 2000 kantong setiap bulannya. Seharusnya setiap RS itu memiliki cadangan kantong darah empat hari kedepan, tetapi saat ini semua RS di Sulut tidak ada.
“Darah di PMI Sulut ini sedikit sekali, jadi sekarang ini rumah sakit meminta darah kepada palang merah (PMI Sulut) kita tidak mencukupi stock kita karena kesadaran dan ketakutan orang mendonor itu berat sekali,” ujar Karinda.
Karena itu Wakil Ketua DPRD Kota Manado ini menyebutkan kondisi seperti ini maka semua orang dan rumah sakit mengeluh sehingga pihak PMI meminta batuan pemerintah provinsi untuk membantu mendonorkan darah bagi setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada untuk menutupi kekurangan stok darah PMI Sulut melalui Gubernur Sulut.
“Sudah tak tahu langkah apa yang akan kita tempuh, kita datang ke pak gubernur untuk meminta support dari pemerintah. Seperti terjadi di Medan, kondisi seperti kita sudah bisa terselesaikan setelah gubernur Medan dan Jawa Timur itu turun tangan untuk membantu,” ujarnya. (rizath polii)
Manado – Ratusan pasien semua rumah sakit (RS) di Sulawesi Utara terancam keselamatannya. Pasalnya, stock darah yang saat ini dimiliki Palang Merah Indonesia (PMI) Sulut tidak mampu mencukupi kebutuhan darah setiap hari disebagian besar RS di daerah Nyiur Melambai ini.
Hal ini diutarakan Ketua PMI Sulut James Karinda yang ditemani Direktur Transfusi Darah, dr Edny kepada para wartawan di kantor gubernur akhir pekan lalu.
Dia mengatakan, pihak PMI hanya sanggup memenuhi 60 persen atau 1200 kantong untuk mencukupi kebutuhan di semua RS di Sulut terlebih di Kota Manado, padahal, kebutuhan darah di Sulut mencapai 2000 kantong setiap bulannya. Seharusnya setiap RS itu memiliki cadangan kantong darah empat hari kedepan, tetapi saat ini semua RS di Sulut tidak ada.
“Darah di PMI Sulut ini sedikit sekali, jadi sekarang ini rumah sakit meminta darah kepada palang merah (PMI Sulut) kita tidak mencukupi stock kita karena kesadaran dan ketakutan orang mendonor itu berat sekali,” ujar Karinda.
Karena itu Wakil Ketua DPRD Kota Manado ini menyebutkan kondisi seperti ini maka semua orang dan rumah sakit mengeluh sehingga pihak PMI meminta batuan pemerintah provinsi untuk membantu mendonorkan darah bagi setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada untuk menutupi kekurangan stok darah PMI Sulut melalui Gubernur Sulut.
“Sudah tak tahu langkah apa yang akan kita tempuh, kita datang ke pak gubernur untuk meminta support dari pemerintah. Seperti terjadi di Medan, kondisi seperti kita sudah bisa terselesaikan setelah gubernur Medan dan Jawa Timur itu turun tangan untuk membantu,” ujarnya. (rizath polii)