Benny Mamoto Jauh Melampaui Semua Kandidat
Benny Mamoto dan David Bobihoe
Manado – Debat kandidat calon Gubernur Sulut ketiga adalah kali terakhir menuju pemilihan bilik suara 9 Desember. Tema yang dimunculkan adalah “Kemaritiman, Wilayah Perbatasan dan NKRI”, sebagaimana Sulawesi Utara adalah gerbang Indonesia di bagian Utara.
Dalam debat kali ini, semakin terlihat kepercayaan diri masing-masing kandidat dihadapan para pendukungnya. Terlebih Benny Mamoto dan David Bobihoe calon dengan slogan BeDa, tampil dengan sangat meyakinkan menjelaskan segala persoalan yang dilempar oleh panelis. Benny Mamoto, menekankan pentingnya membangun transportasi laut yang baik dan harga terjangkau.
“Masih banyak pulau kita yang belum tersentuh, karena minimnya jangkauan pemerintah terhadap potensi-potensi kemaritiman kita,” ujar Mamoto.
Dengan kondisini seperti itu pasangan BeDa akan begitu fokus pada persoalan transportasi laut yang bersinergis dengan program nasional Tol Laut dan pembangunan sistem informasi kawasan perbatasan.
Dalam aspek lain, Benny Mamoto yang berkarir cukup lama di dunia pencegahan dan pemberantasan kejahatan internasional menekankan begitu pentingnya penegakan hukum.
David Bobihoe dengan segala pengalamanya di bidang pemerintahan daerah menjawab pertanyaan dari kandidat no.1 (OD-SK) terkait pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). David yang seorang birokrat menjelaskan bahwa, sedari awal menciptakan sebuah pemerintahan yang bersih dan efektif harus lah berangkat dari dalam hati.
“Selain itu, jam terbang berkecimpung serta pemahaman di dunia birokrasi juga sangat penting. Karena kerap kali, kemacetan sebuah program kerja daerah karena ada persoalan birokrasi,” terang mantan Bupati Gorontalo ini dengan tegas dan santun.
Acara ditutup dengan clossing statement Benny Mamoto, yang mengkutip pernyataan ketua Sinode GMIM, Pdt HWB Sumakul.
“Bahwa pemilihan Gubernur Sulut harus berjalan dengan cara yang berintegritas, pilihan kita pasti berbeda dan itu biasa. Namun, jangan terjebak dengan politik-uang karena itu berseberangan dengan firman Tuhan. Dan politik-uang berseberangan dengan Revolusi Menta.” Benny menutup dengan tepuk tangan para pendukung dan undangan. (ads)