Manado – PDI Perjuangan (PDIP) diam-diam melakukan survei internal capres untuk Pemilu 2014. Hasilnya, pasangan Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo (Jokowi) meraup 60 persen suara, di bawahnya ada pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey mengakui jika memang pihaknya sedang melakukan survei internal untuk Pemilu 2014. Namun dia enggan menyebut, salah satu opsi survei itu adalah pasangan Mega-Jokowi.
Olly mengatakan, kalau secara pribadi, dirinya memang mendukung pasangan Mega-Jokowi untuk pemilu tahun depan. Akan tetapi, keputusan itu belum dibahas di internal partai secara resmi.
“Iya kalau saya Mega-Jokowi. Alasan internal kita sih kita ingin Bu Mega karena ketua umum partai, kedua pengalaman ikut berbagai (pemilu) presiden. Dalam situasi bangsa seperti ini kita butuh orang yang berpengalaman wacana itu muncul,” jelas Olly di Gedung DPR, Jakarta, Senin (16/12/2013) seperti dilansir merdeka.com.
Terkait dengan desakan masyarakat yang ingin Jokowi menjadi capres, bukan cawapres, ia menyatakan, hal itu sebagai dinamika politik yang berkembang. Semua keputusan capres dan cawapres, kata dia, tergantung Megawati sebagai ketua umum.
“Namanya juga keinginan orang-orang, semua tergantung Bu Mega. Kita tidak melihat hal itu (desakan orang). Itu yang kita katakan pengalaman Bu Mega mimpin partai 20 tahun di kancah politik, kita seperti apa keinginan kader masih ingin kan itu,” jelas Olly.
Dia pun menyadari jika Mega sudah dua periode pemilu kalah saat menjadi capres. Karena itu, ia menyerahkan sepenuhnya maju atau tidaknya Mega. “Bu Mega sadar itu (kalah terus di Pilpres), untuk hal-hal itu semua diserahkan pada Bu Mega,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebuah sumber internal PDIP menyebutkan, Megawati-Jokowi memang sedang digodok PDIP sebagai salah satu opsi untuk dimajukan sebagai capres-cawapres di Pilpres 2014. Bahkan, opsi itu untuk saat ini adalah yang utama.
“Toh survei (terbaru) kita se-Indonesia dengan sampel 2.650 Mega-Jokowi dipilih 60 persen. Berikutnya Prabowo-Hatta 30 persen sekian. Sisanya yang lain,” kata sumber tersebut.
Unggul di survei internal bukan satu-satunya alasan. Sumber itu mengatakan, pasangan Megawati-Jokowi tengah diupayakan untuk menghindari politik dagang sapi.
“Paling aman ya sama Bu Mega. Bu Mega kan ndak punya vested interest. Kebayang kalau Jokowi dipasangkan dengan sosok lain. Mumet urusan politik dagang sapi nanti,” ujarnya.
Di sisi lain, kata sumber itu, opsi itu justru sangat didukung oleh Jokowi sendiri. “Megawati capres terbaik pilihan Jokowi,” kata sumber itu. (Agust Hari)
Manado – PDI Perjuangan (PDIP) diam-diam melakukan survei internal capres untuk Pemilu 2014. Hasilnya, pasangan Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo (Jokowi) meraup 60 persen suara, di bawahnya ada pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey mengakui jika memang pihaknya sedang melakukan survei internal untuk Pemilu 2014. Namun dia enggan menyebut, salah satu opsi survei itu adalah pasangan Mega-Jokowi.
Olly mengatakan, kalau secara pribadi, dirinya memang mendukung pasangan Mega-Jokowi untuk pemilu tahun depan. Akan tetapi, keputusan itu belum dibahas di internal partai secara resmi.
“Iya kalau saya Mega-Jokowi. Alasan internal kita sih kita ingin Bu Mega karena ketua umum partai, kedua pengalaman ikut berbagai (pemilu) presiden. Dalam situasi bangsa seperti ini kita butuh orang yang berpengalaman wacana itu muncul,” jelas Olly di Gedung DPR, Jakarta, Senin (16/12/2013) seperti dilansir merdeka.com.
Terkait dengan desakan masyarakat yang ingin Jokowi menjadi capres, bukan cawapres, ia menyatakan, hal itu sebagai dinamika politik yang berkembang. Semua keputusan capres dan cawapres, kata dia, tergantung Megawati sebagai ketua umum.
“Namanya juga keinginan orang-orang, semua tergantung Bu Mega. Kita tidak melihat hal itu (desakan orang). Itu yang kita katakan pengalaman Bu Mega mimpin partai 20 tahun di kancah politik, kita seperti apa keinginan kader masih ingin kan itu,” jelas Olly.
Dia pun menyadari jika Mega sudah dua periode pemilu kalah saat menjadi capres. Karena itu, ia menyerahkan sepenuhnya maju atau tidaknya Mega. “Bu Mega sadar itu (kalah terus di Pilpres), untuk hal-hal itu semua diserahkan pada Bu Mega,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebuah sumber internal PDIP menyebutkan, Megawati-Jokowi memang sedang digodok PDIP sebagai salah satu opsi untuk dimajukan sebagai capres-cawapres di Pilpres 2014. Bahkan, opsi itu untuk saat ini adalah yang utama.
“Toh survei (terbaru) kita se-Indonesia dengan sampel 2.650 Mega-Jokowi dipilih 60 persen. Berikutnya Prabowo-Hatta 30 persen sekian. Sisanya yang lain,” kata sumber tersebut.
Unggul di survei internal bukan satu-satunya alasan. Sumber itu mengatakan, pasangan Megawati-Jokowi tengah diupayakan untuk menghindari politik dagang sapi.
“Paling aman ya sama Bu Mega. Bu Mega kan ndak punya vested interest. Kebayang kalau Jokowi dipasangkan dengan sosok lain. Mumet urusan politik dagang sapi nanti,” ujarnya.
Di sisi lain, kata sumber itu, opsi itu justru sangat didukung oleh Jokowi sendiri. “Megawati capres terbaik pilihan Jokowi,” kata sumber itu. (Agust Hari)