Manado, BeritaManado.com – Media diminta untuk memberikan yang terbaik dalam pemberitaan tentang teroris di Indonesia.
Hal ini dikatakan Aswin Lumintang selaku Kabid Humas Forum Koordinasi Pencegahan Teroris (FKPT) Sulut dalam acara Talk Show Ngopi Coi (Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia), di Hotel Sintesa Peninsula Manado, Rabu (29/7/2020).
”Unsur media dapat memberikan informasi terbaik tentang radikalisme dan terorisme kepada masyarakat,” kata Aswin Lumintang.
Karena menurutnya, terkadang media membuat berita dengan judul-judul yang dapat membuat orang terkejut dan ingin membacanya.
“Media biasanya suka memberikan judul-judul yang bombastis sehingga mengundang orang untuk membeli koran atau membuka link berita online,” terangnya.
Tetapi dikatakannya, dengan bergabungnya beberapa jurnalis masuk dalam FKPT, maka telah disosialisasikan agar pemberitaan tentang radikalisme tidak harus diberitakan dengan gaya yang bombastis.
“Ada cara lain yang lebih mengedukasi,” ujarnya.
Selanjutnya Lumintang berharap, agar kedepannya pemberitaan tentang radikalisme dan terorisme harus melalui editing yang baik.
“Kemudian dalam berita itu ada pencerahan dari tokoh agama, tokoh masyarakat, sehingga walaupun kasus itu membuat, orang marah, tapi karena ada pencerahan dari tokoh agama dan tokoh masyarakat, maka saat berita itu sampai ke masyarakat tidak akan mengejutkan karena ada edukasi,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, praktisi jurnalis Yosep Adi Prasetyo menambahkan hal-hal penting dalam pemberitaan tersebut.
“Ada hal yang harus dilaporkan justru tidak dilaporkan dan yang tidak boleh dilaporkan malah dilaporkan,” tukas Yosep Prasetyo.
Prasetyo mencontohkan, hal yang tidak boleh dilaporkan terkait kasus terorisme.
“Media tidak boleh mewawanvarai keluarga pelaku teroris, karena hal ini akan menimbulkan stigma buruk.” terang Prasetyo.
Sebelumnya, Kasi Partisipasi Masyarakat BNPT Letkol Laut Setyo Pranowo SH, MH, telah menjelaskan cikal bakal lahirnya terorisme.
“Berawal dari intoleran yang kemudian naik menjadi radikalisme. Selanjutnya muncullah terorisme,” kata Setyo Pranowo.
(BennyManoppo)