Bitung, BeritaManado.com – Rona jingga merambat pelan dari balik Gunung Tangkoko. Berlahan menyinari atap hamparan hutan. Sayup-sayup suara penghuni hutan bersahutan. Mentari makin meninggi, suara penghuni hutan makin riuh menyambut pagi.
Kabut berlahan melepas pelukan dari kanopi hutan, seiring rona jingga meninggi berubah menjadi cahaya terang. Satu per satu burung kepakkan sayap membelah cakrawala dengan alunan kidung satwa menyambut hari baru.
Sepenggal fenoma alam ini disugukan di Bukit Temboan Kelurahan Duasudara Kecamatan Ranowulu. Lokasi ini menjadi salah satu rekomendasi untuk menyaksikan sun rise atau matahari terbit yang tidak kalah dengan lokasi lainnya di Kota Bitung.
Akses menuju ke Bukit Temboan sangatlah mudah. Lokasinya ada di jalan penghubung Kelurahan Duasudara-Batuputih dan menurut salah satu pemandu wisata TWA Tangkoko, Alfons Wodi, Bukit Temboan adalah salah satu spot pengamatan satwa, khususnya burung-burung endemic.
Kendati mudah diakses, namun lokasi ini belum familiar bagi wisatawan lokal. Berbeda bagi wisatawan mancanegara, terutama pecinta satwa langka yang menjadikan Bukit Temboan “surga” untuk melihat satwa dari balik kamera tele.
Di lokasi sendiri, warga sekitar sudah menyiapkan tempat duduk seadanya dari batang kayu. Sangat natural tanpa sentuhan fasilitas modern.
Selain rekomendasi untuk pengamatan burung dan menyaksikan sun rise, Bukit Temboan juga sangat pas dijadikan lokasi nongkrong untuk mencari inspirasi sambil menikmati kopi dengan suguhan hamparan gunung, hutan dan laut serta kicau burung.
“Bila berjauhan dari keluarga dan sendirian, alam yang menjadi teman sejati. Melihat keindahan, kembalikan pada Yang Maha Esa”.
(abinenobm)