Agnesia, Atika dan Thesalonica
Langowan – Mengapa Langowan hingga saat ini belum menjadi kota otonom? Berikut ini pendapat tiga siswi SMK Yadika Langowan yang sempat diwawancarai BeritaManado.com, Sabtu (10/10/2015).
Thesalonica Saroinsong secara gamblang menuturkan bahwa beberapa faktor mengapa Langowan belum menjadi kota yaitu karena kebiasaan sebagian besar masyarakat membuang sampah sembarangan masih marak. Selain itu, kotoran kuda yang ada disepanjang jalan protokol sampai saat ini belum bisa dikendalikan oleh pemerintah.
Lain halnya yang diungkapkan Agnesia Kalangi. Menurutnya permasalah di Langowan khususnya wilayah pusat kota sangat kompleks terkait dengan fungsinya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, pusat pemerintahan dan pusat pemukiman masyarakat.
Hal tersebut dengan sendirinya akan mendorong terciptanya produksi limbah atau zat kimia yang bisa mencemari lingkungan. Limbah-limbah tersebut bisa saja berasal dari hasil kegiatan rumah tangga, proses pembakaran kendaraan bermotor yang sudah seakin bertambah, rumah makan, pasar dan lain sebagainya.
Sementara seorang siswi lainnya Atika Ering turut menyoroti kondisi keamanan di wilayah Kota Langowan yang terkadang tidak stabil dengan adanya beberapa kasus bahkan sampai merenggut nyawa. Menurutnya situasi tersebut dengan sendirinya membuat para pemilik toko enggan untuk melayani masyarakat sampai malam hari.
Penyebabnya antara lain rasa takut dari para pemilik toko itu sendiri, karena akhir-akhir ini sering terjadi kasus pencurian dan gangguan kamtibmas lainnya, yang semuanya itu membuat suasana pusat kota pada malam hari tidak hidup dan bergairah.
Tiga siswi Kelas XI Jurusan Usaha Perjalanan Wisata itu pun menyimpulkan tiga hal penting untuk diseriusi pemerintah yaitu penertiban alat transportasi (bendi), sampah dan kamtibmas.
“Kami mengusulkan kepada pemerintah untuk lebih tegas terhadap anggota masyarakat yang tidak mengindahkan himbauan dan peraturan pemerintah itu sendiri. Secara khusus kami mengharapkan ada program pemerintah yang menyertakan seluruh komponen masyarakat dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup,” Ungkap Atika mewakili dua temanya.
Ditambahkan, beberapa upaya yang perlu dilakukan bersama yaitu menyediakan tempat sampah, mengembangkan sistem daur ulang dan teknik pengolahan sampah organik menjadi pakan ternak secara terpadu, pengadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) serta degnan teknologinya. (frangkiwullur)