Manado, BeritaManado.com –Pergerakan harga-harga secara umum di Sulawesi Utara menunjukkan adanya kenaikan tekanan inflasi pada Desember 2020.
Data terbaru telah dirilis oleh Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada Senin (4/1/2021).
Kota Manado mengalami inflasi sebesar 0,47 persen (mtm) sementara kota Kotamobagu mencatat inflasi sebesar 0,71 persen (mtm).
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar 0,27 persen (mtm) dan 0,65 persen (mtm).
Dengan demikian, inflasi tahunan Manado dan Kotamobagu pada Desember 2020 masing-masing tercatat sebesar -0,18 perseb (yoy) dan 3,67 persen (yoy).
Inflasi tahunan Manado tersebut berada dibawah rentang target inflasi nasional 3±1 persen (yoy), sedangkan inflasi Kotamobagu masih bergerak dalam rentang target dimaksud.
Adapun secara nasional, IHK bulan Desember 2020 tercatat inflasi sebesar 0,45 persen (mtm) dengan laju inflasi tahunan sebesar 1,68 persen (yoy) atau dibawah rentang target dimaksud.
Jika dilihat dari kelompok penyusunnya, pergerakan harga di Manado sebagian besar digerakkan oleh kelompok Makanan, Minuman (Mami) dan Tembakau; kelompok Transportasi; serta kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga.
Indeks harga Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau mengalami inflasi sebesar 0,80 persen (mtm) dan memberikan kontribusi sebesar 0,23 persen (mtm).
Kenaikan harga kelompok tersebut pada bulan Desember 2020 terutama didorong oleh kenaikan komoditas perikanan.
Kenaikan harga sejumlah komoditas perikanan sejalan dengan penurunan stok di pasar yang dipengaruhi peningkatan anomali cuaca menjelang puncak musim hujan.
Sementara itu, komoditas strategis bawang-rica-tomat cenderung stabil dengan kenaikan cabai rawit yang diimbangi dengan penurunan harga tomat.
Dari kelompok Transportasi, kenaikan tekanan inflasi sejalan dengan kenaikan tarif angkutan udara, tarif kendaraan roda empat online serta kenaikan harga sepeda motor.
Kenaikan ketiga komoditas tersebut sejalan dengan cenderung meningkatnya mobilitas masyarakat kota Manado menjelang akhir tahun.
Adapun kenaikan tekanan inflasi kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga didorong oleh kenaikan IHK kain gorden dan sabun detergen.
Fenomena yang tidak jauh berbeda juga terjadi di Kotamobagu. Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau juga menjadi faktor penyebab utama inflasi di Kotamobagu.
Kelompok tersebut memberikan kontribusi inflasi sebesar 0,46 persen (mtm) dari total tekanan inflasi bulanan Kotamobagu sebesar 0,71persen (mtm).
Sejalan dengan Manado, kenaikan tekanan inflasi pada kelompok tersebut juga berasal dari kenaikan harga-harga kelompok perikanan seperti ikan cakalang, ikan malalugis dan cakalang diawetkan.
Selain itu, kenaikan harga telur ayam ras juga cukup berpengaruh pada kenaikan tekanan inflasi kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau di Kotamobagu.
Namun demikian, penurunan harga tomat, dan beras menahan kenaikan tekanan inflasi yang lebih tinggi dari kelompok tersebut.
Sementara itu, tekanan inflasi di Kotamobagu juga ikut didorong oleh kenaikan tekanan inflasi pada kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman.
Kenaikan harga komoditas bahan makanan pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sepanjang tahun 2020 menyebabkan adanya kenaikan harga komoditas nasi dengan lauk pada Desember 2020.
Bank Indonesia dan TPID Sulawesi Utara memandang, meningkatnya tekanan inflasi di Kota Manado dan Kotamobagu menunjukan bahwa proses pemulihan perekonomian terus berjalan.
“Aktivitas sosial ekonomi kembali menunjukan tren positif pada Desember 2020. Rata-rata Google Mobility Index untuk Sulawesi Utara terutama untuk kategori grosir dan farmasi telah mencapai angka positif sejak Oktober 2020 dan menunjukan tren meningkat terutama pada tiga minggu pertama bulan Desember,” ujar Kepala KPw BI Sulut Arbonas Hutabarat.
Kenaikan aktivitas kategori grosir dan farmasi pada tiga minggu pertama menunjukan tendensi masyarakat
untuk merealisasikan konsumsi termasuk dalam persiapan menyambut perayaan Natal dan tahun baru.
Tren kenaikan mobilitas juga terjadi pada kategori retail dan rekreasi, taman wisata dan transit yang menunjukan bahwa mobilitas masyarakat mengalami peningkatan hampir di semua aspek.
Kenaikan mobilitas masyarakat tersebut ditransmisikan pada peningkatan permintaan maupun realisasi konsumsi, sebagaimana tercermin dari meningkatnya tekanan inflasi pada Desember 2020.
Meski demikian, tekanan inflasi di Kota Manado dan Kotamobagu masih terkendali bahkan di kota Manado tercatat masih dibawah rentang target inflasi tahunan, imbas dari relatif lemahnya permintaan sejak awal pandemi.
Ke depan, pengendalian inflasi tidak dapat dilepaskan dari pergerakan aktivitas ekonomi.
Pengendalian pandemi Covid-19 tetap menjadi kondisi prasyarat untuk terus mendorong pemulihan ekonomi daerah.
Oleh karena itu, kurva kasus aktif Covid-19 Sulawesi Utara perlu terus ditekan dan dipertahankan pada level yang terkendali sehingga aktivitas sosial ekonomi masyarakat tetap berada dalam tren positif.
Meski berisiko memberikan tekanan inflasi, peningkatan aktivitas tentu akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, Bank Indonesia memandang bahwa sinergi seluruh Dinas dan Kementerian/Lembaga terkait untuk menjaga ketersediaan pasokan komoditas strategis perlu dilakukan untuk mengendalikan inflasi berada pada level yang wajar dalam mendukung pemulihan ekonomi.
Dalam keterangan resminya, Arbonas mengatakan, ketersediaan pasokan dan manajemen stok pangan akan lebih efektif dan efisien bila dilakukan antar daerah dengan memanfaatkan sumber daya daerah yang berlebih.
Koordinasi lintas TPID kabupaten/kota terutama dengan TPID di wilayah produsen pangan penting diperkuat untuk mengantisipasi potensi permasalahan pasokan, distribusi maupun keterjangkauan harga secara dini.
“Dalam konteks ini, implementasi kesepakatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) dalam pengendalian inflasi perlu dipercepat untuk mendukung terciptanya mekanisme perdagangan komoditas strategis yang lebih efisien di Manado dan Kotamobagu,” kata Arbonas.
(***/srisurya)