Salah satu lokasi banjir dan longsor di Jalan SH Sarundajang (foto beritamanado)
Bitung – Akses jalan yang paling banyak mengalami kerusakan pasca bencana, Rabu (4/2/2015) lalu adalah Jalan SH Sarundajang atau lebih dikenal dengan nama Jalan 46. Dimana jalan alternatif menuju Pusat Kota Bitung ini paling banyak mengalami kerusakan, seperti longsor dan banjir.
Dari pantauan, Kamis (5/2/2015), ada sekitar enam hingga tujuh lokasi jalan yang mengalami kerusakan. Seperti di wilayah Kelurahan Paceda tepatnya di Perumahan Kodim, akses jalan tertutup material pasir bercampur air dan hingga saat ini air bercampur pasir terus menggenangi jalan kendati telah beberapakali dibersihkan dengan alat berat.
Kemudian di tanjakan wilayah Wangurer, sisi jalan mulai longsor akibat terkikis air. Namun dilokasi ini satu alat berat berupaya untuk menimbun longsoran dengan harapan jalan tak ikut ambruk.
Selain itu, di depan SMP Muhammadiah Wangurer Utara, sebagain sisi jalan sudah menggantung akibat terkikis air. Juga di depan Gereja Parakletos Girian Permai air mengikis bahu jalan mengakibatkan lubang besar menganga.
“Lokasi-lokasi yang dianggap rawan terpaksa kami tutup untuk menjaga keselamatan pengguna jalan,” kata Kapolres Bitung, AKBP Hari Sarwono.
Sarwono mengatakan, pihaknya terpaksa mengalihkan semua kendaraan melalui jalan utama. Baik yang menuju Pusat Kota maupun yang menuju Girian semuanya diminta untuk melewati jalan utama.
“Sejumlah titik sementara dalam penanganan, semoga bisa secepatnya dilalui mengingat jalan utama tak mampu untuk menampung jumlah kendaraan sehigga mengakibatkan macet panjang,” katanya.(abinenobm)
Salah satu lokasi banjir dan longsor di Jalan SH Sarundajang (foto beritamanado)
Bitung – Akses jalan yang paling banyak mengalami kerusakan pasca bencana, Rabu (4/2/2015) lalu adalah Jalan SH Sarundajang atau lebih dikenal dengan nama Jalan 46. Dimana jalan alternatif menuju Pusat Kota Bitung ini paling banyak mengalami kerusakan, seperti longsor dan banjir.
Dari pantauan, Kamis (5/2/2015), ada sekitar enam hingga tujuh lokasi jalan yang mengalami kerusakan. Seperti di wilayah Kelurahan Paceda tepatnya di Perumahan Kodim, akses jalan tertutup material pasir bercampur air dan hingga saat ini air bercampur pasir terus menggenangi jalan kendati telah beberapakali dibersihkan dengan alat berat.
Kemudian di tanjakan wilayah Wangurer, sisi jalan mulai longsor akibat terkikis air. Namun dilokasi ini satu alat berat berupaya untuk menimbun longsoran dengan harapan jalan tak ikut ambruk.
Selain itu, di depan SMP Muhammadiah Wangurer Utara, sebagain sisi jalan sudah menggantung akibat terkikis air. Juga di depan Gereja Parakletos Girian Permai air mengikis bahu jalan mengakibatkan lubang besar menganga.
“Lokasi-lokasi yang dianggap rawan terpaksa kami tutup untuk menjaga keselamatan pengguna jalan,” kata Kapolres Bitung, AKBP Hari Sarwono.
Sarwono mengatakan, pihaknya terpaksa mengalihkan semua kendaraan melalui jalan utama. Baik yang menuju Pusat Kota maupun yang menuju Girian semuanya diminta untuk melewati jalan utama.
“Sejumlah titik sementara dalam penanganan, semoga bisa secepatnya dilalui mengingat jalan utama tak mampu untuk menampung jumlah kendaraan sehigga mengakibatkan macet panjang,” katanya.(abinenobm)