BeritaManado.com – Minggu pagi Tanggal 20 Oktober 2024, peristiwa naas dialami pesawat perintis yang dioperasikan oleh PT. SAM Air, dengan nomor registrasi PK-SMH (jenis pesawat DHC6)
Pesawat SAM Air tersebut mengalami kecelakaan saat hendak mendarat di Bandara Panua, Pohuwato, yang berada di Provinsi Gorontalo.
Pesawat jenis twin Otter tersebut sedang menjalankan rute penerbangan dari Bandara Djalaluddin yang terletak di Gorontalo menuju Bandara Panua di Pohuwato, membawa empat orang di dalamnya, terdiri dari tiga awak pesawat dan satu penumpang.
Awak pesawat terdiri atas Capt. M. Saefurubi A selaku pilot, M. Arthur V. G sebagai First Officer, dan Budijanto sebagai teknisi, sedangkan satu-satunya penumpang dalam penerbangan tersebut adalah Sri Meyke Male.
Berdasarkan kronologi yang tercatat, pesawat PK-SMH lepas landas dari Bandara Djalaluddin pada pukul 07:03 WITA dengan perkiraan waktu tiba di Bandara Panua sekitar pukul 07:33 WITA.
Kondisi cuaca saat penerbangan berlangsung dilaporkan berawan, namun tidak ada indikasi cuaca ekstrem yang bisa mengganggu penerbangan.
Ketika pesawat mendekati Bandara Panua dan mempersiapkan pendaratan melalui runway 27, pilot memutuskan untuk melakukan prosedur go around setelah pendaratan awal tidak berhasil.
Prosedur ini melibatkan manuver pesawat untuk kembali ke udara dengan maksud melakukan pendaratan ulang.
Namun, pada saat pesawat melakukan belokan ke kiri sebagai bagian dari prosedur go around tersebut, pesawat kehilangan kendali dan jatuh di area tambak atau empang yang berjarak sekitar 300 meter di sebelah selatan runway.
Kecelakaan yang terjadi di lokasi tersebut menyebabkan seluruh penumpang dan awak pesawat meninggal dunia seketika, yaitu pilot, co-pilot, teknisi, dan satu penumpang.
Proses evakuasi korban dilakukan segera setelah kecelakaan, dan seluruh jenazah dibawa ke Puskesmas Motolohu di wilayah Pohuwato untuk penanganan lebih lanjut.
Kejadian ini memicu respons cepat dari pihak berwenang, termasuk dari Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa, yang menyampaikan ungkapan belasungkawa yang mendalam atas peristiwa tragis ini.
Dalam pernyataannya, beliau mengungkapkan rasa duka yang mendalam kepada keluarga korban yang ditinggalkan, seraya menegaskan komitmen pihaknya dalam menangani insiden ini secara serius.
Selain itu, Lukman juga menambahkan bahwa Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah melakukan koordinasi intensif dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan berbagai pemangku kepentingan terkait untuk memastikan bahwa investigasi menyeluruh terhadap kecelakaan ini dapat segera dilaksanakan.
Investigasi tersebut diharapkan dapat mengungkap faktor-faktor penyebab kecelakaan serta langkah-langkah apa saja yang perlu diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa yang akan datang.
Lukman juga menekankan pentingnya meningkatkan keselamatan penerbangan di seluruh Indonesia, dan berharap bahwa hasil investigasi ini nantinya akan memberikan rekomendasi konkret untuk memperkuat standar keselamatan dalam industri penerbangan di Tanah Air.
deidy w