BITUNG — Keberadaan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bitung mulai dipertanyakan. Pasalnya, sejumlah kegiatan yang dilakukan KPA Bitung sejak tahun 2010 lalu hingga tahun 2011 ini dinilai kurang maksimal dan nyaris tidak terdengar atau mati suri. Padahal angka pengidap HIV di kota pelabuhan ini dari waktu ke waktu terus bertambah, namun sayang program-program dari KPA Kota Bitung dianggap kurang maksimal.
“Dari hasil penelusuran yang dilakukan, terdapat sejumlah kegiatan yang patut dipertanyakan dalam hal penggunaan dana yang merupakan bantuan dari Global Fun,” kata salah-satu personil LSM Lembeh Bersatu, Muzakhir Boven
Menurut Boven, hal ini perlu diperjelas oleh Sekretaris KPA Bitung Marten Masarang sebagai pihak yang melaksanakan operasional kegiatan KPA secara administratif. Dimana Boven membeberkan sejumlah kegiatan plus anggaran yang digunakan yang baginya perlu diperjelas oleh pihak yang bertanggung jawab yakni Sekretaris KPA Bitung, yakni antara lain laporan pertanggungjawaban KPA ke pusat diduga direkayasa pihak sekretariat terhitung November 2010 hingga Juli 2011, khususnya untuk makan minum (MaMi)
“Pertemuan rutin sebulan empat kali yang dinilai tidak mencapai target, kelompok pengguna jarum suntik (penasun) yang ditarget sebanyak 10 orang hanya mencapai 3-7 orang,” ujar Boven.
Begitupun keterlibatan stakeholder menurut Boven, dalam setiap kegiatan yang seharusnya 20 orang ternyata hanya diikuti 3-4 orang. Padahal anggaran untuk itu setiap orang sebesar Rp50 ribu, namun menurut data hanya 15-25 ribu saja.
“Tidak itu saja, untuk kelompok mucikari yang dianggarakan 40 orang untuk makan dan snack ternyata tidak sama,” tambah Boven.
Sementara itu, persoalan KPA itu sendiri mendapat perhatian Sekretaris Komisi A DPRD Bitung, Wellem Wuwungan. Menurutnya, pihaknya akan mencoba menelusuri hal itu dan jika ternyata terdapat indikasi kuat kegiataan dan penggunaan anggaran pada KPA terdapat kejanggalan, maka pihaknya akan memanggil hearing Sekretaris KPA.
“Ini akan menjadi perhatiaan Komisi A, dan akan ada hearing dengan Dinas Kesehatan nanti, kami juga akan mengangkat tentang KPA,” tukas Wuwungan. (en)
BITUNG — Keberadaan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bitung mulai dipertanyakan. Pasalnya, sejumlah kegiatan yang dilakukan KPA Bitung sejak tahun 2010 lalu hingga tahun 2011 ini dinilai kurang maksimal dan nyaris tidak terdengar atau mati suri. Padahal angka pengidap HIV di kota pelabuhan ini dari waktu ke waktu terus bertambah, namun sayang program-program dari KPA Kota Bitung dianggap kurang maksimal.
“Dari hasil penelusuran yang dilakukan, terdapat sejumlah kegiatan yang patut dipertanyakan dalam hal penggunaan dana yang merupakan bantuan dari Global Fun,” kata salah-satu personil LSM Lembeh Bersatu, Muzakhir Boven
Menurut Boven, hal ini perlu diperjelas oleh Sekretaris KPA Bitung Marten Masarang sebagai pihak yang melaksanakan operasional kegiatan KPA secara administratif. Dimana Boven membeberkan sejumlah kegiatan plus anggaran yang digunakan yang baginya perlu diperjelas oleh pihak yang bertanggung jawab yakni Sekretaris KPA Bitung, yakni antara lain laporan pertanggungjawaban KPA ke pusat diduga direkayasa pihak sekretariat terhitung November 2010 hingga Juli 2011, khususnya untuk makan minum (MaMi)
“Pertemuan rutin sebulan empat kali yang dinilai tidak mencapai target, kelompok pengguna jarum suntik (penasun) yang ditarget sebanyak 10 orang hanya mencapai 3-7 orang,” ujar Boven.
Begitupun keterlibatan stakeholder menurut Boven, dalam setiap kegiatan yang seharusnya 20 orang ternyata hanya diikuti 3-4 orang. Padahal anggaran untuk itu setiap orang sebesar Rp50 ribu, namun menurut data hanya 15-25 ribu saja.
“Tidak itu saja, untuk kelompok mucikari yang dianggarakan 40 orang untuk makan dan snack ternyata tidak sama,” tambah Boven.
Sementara itu, persoalan KPA itu sendiri mendapat perhatian Sekretaris Komisi A DPRD Bitung, Wellem Wuwungan. Menurutnya, pihaknya akan mencoba menelusuri hal itu dan jika ternyata terdapat indikasi kuat kegiataan dan penggunaan anggaran pada KPA terdapat kejanggalan, maka pihaknya akan memanggil hearing Sekretaris KPA.
“Ini akan menjadi perhatiaan Komisi A, dan akan ada hearing dengan Dinas Kesehatan nanti, kami juga akan mengangkat tentang KPA,” tukas Wuwungan. (en)