Tondano, BeritaManado.com — Rencana pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Minahasa perlu memiliki konsep dan sasaran yang jelas sesuai dengan peluang segmen pasar wisatawan.
Dari sekian banyak potensi dan sumber daya yang ada, setidaknya ada empat hal yang bisa dijadikan fokus pengembangan sektor pariwisata, yaitu budaya, kuliner, religi dan sejarah.
Tidak dipungkiri lagi bahwa eksistensi Minahasa hingga saat ini tidak bisa dipisahkan dengan yang namanya kebudayaan yang tertaktualisasi dalam tradisi-tradisi masyarakat di 9 sub etnis yang ada.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Minahasa Christian Tangkere kepada BeritaManado.com, Rabu (16/2/2022) mengatakan bahwa magnet pariwisata paling kuat untuk Kabupaten Minahasa adalah budaya, religi, sejarah dan kuliner.
Jadi, menurut Tangkere, akan sangat disayangkan jika alokasi anggaran bagi pengembangan sektor pariwisata diarahkan untuk sesuatu yang bukan prioritas unggulan.
“Kita perlu fokus kepada segmen pasar wisatawan yang memiliki potensi terbesar mendatangkan devisa bagi peningkatan pendapatan asli daerah,” katanya.
Ditambahkannya, bukan berarti selain keempat hal diatas tidak bisa dibuatkan program pengembangan, akan tetapi Pemkab Minahasa melalui instansi terkait harus punya skala prioritas yang terukur.
“Skala prioritas mutlak ada untuk pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Minahasa, mengingat alokasi anggaran dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah setiap tahun tidak banyak. Kecuali pemerintah daerah jor-joran melipatgandakan anggaran, maka tentu bisa buat apa saja, itupun tetap harus dengan skala prioritas,” tandasnya.
Sebagai mitra kerja pemerintah, Tangkere bersama seluruh jajaran pengurus dan anggota PWI Kabupaten Minahasa mengingatkan, jangan sampai anggaran yang direalisasikan tidak membawa perubahan yang radikal tetlrhadap wajah sektor pariwisata di Minahasa.
“Kalau sudah begitu, maka jangan heran jika masyarakat menilai bahwa dari tahun ke tahun sektor pariwisata di Minahasa biasa-biasa saja dan tidak ada kemajuan berarti Jiak dibandingkan dengan saudara kandung daerah lain, sebut saja Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa Utara,” harapnya.
(Frangki Wullur)