Manado – Kebersihan adalah bagian dari iman sepertinya belum dipahami betul oleh seluruh masyarakat. Buktinya, di beberapa tempat di Kota Manado terlihat ‘ramah’ dengan sampah.
Seperti hasil pantauan Beritamanado.com di Jalan Raya Malalayang-Tanawangko, depan Showroom Mobil Istana Motor. Sampah yang menggunung tidak hanya ada di bak dam truk tapi juga sampah berserakan.
Hal ini jelas sangat mengganggu kenyamanan dan merusak pemandangan kota yang telah beberapa kali meraih adipura ini. Pengakuan salah-satu pedagang kios di sekitaran Istana Motor mengaku sangat terganggu dengan kondisi tersebut.
“Kalau terganggu, jelas iya karena kalau panas terik pasti berbau, kalau hujan banyak lalat. Takutnya berpengaruh bagi kesehatan”, ujar Risky Rembang.
Padahal menurutnya, mobil pengangkut sampah hampir setiap hari datang mengangkut sampah. Namun tempat sampah tersebut adalah bak sampah utama sehingga paling banyak warga membuang sampah.
“Yah mau bagaimana lagi. Tempat sampah disini hanya ini. Jadi otomatis semua sampah dibuang kesitu”, tambahnya.
Masyarakat sendiri telah melakukan upaya untuk mengurangi sampah di daerah itu dengan cara melakukan pembakaran. Tetapi rupanya hal itu belum berpengaruh besar.
Rembang pun menutup pembicaraan dengan harapan pihak-pihak terkait lebih memperhatikan fasilitas-fasilitas umum yang kurang termasuk bak sampah. (risat)
Manado – Kebersihan adalah bagian dari iman sepertinya belum dipahami betul oleh seluruh masyarakat. Buktinya, di beberapa tempat di Kota Manado terlihat ‘ramah’ dengan sampah.
Seperti hasil pantauan Beritamanado.com di Jalan Raya Malalayang-Tanawangko, depan Showroom Mobil Istana Motor. Sampah yang menggunung tidak hanya ada di bak dam truk tapi juga sampah berserakan.
Hal ini jelas sangat mengganggu kenyamanan dan merusak pemandangan kota yang telah beberapa kali meraih adipura ini. Pengakuan salah-satu pedagang kios di sekitaran Istana Motor mengaku sangat terganggu dengan kondisi tersebut.
“Kalau terganggu, jelas iya karena kalau panas terik pasti berbau, kalau hujan banyak lalat. Takutnya berpengaruh bagi kesehatan”, ujar Risky Rembang.
Padahal menurutnya, mobil pengangkut sampah hampir setiap hari datang mengangkut sampah. Namun tempat sampah tersebut adalah bak sampah utama sehingga paling banyak warga membuang sampah.
“Yah mau bagaimana lagi. Tempat sampah disini hanya ini. Jadi otomatis semua sampah dibuang kesitu”, tambahnya.
Masyarakat sendiri telah melakukan upaya untuk mengurangi sampah di daerah itu dengan cara melakukan pembakaran. Tetapi rupanya hal itu belum berpengaruh besar.
Rembang pun menutup pembicaraan dengan harapan pihak-pihak terkait lebih memperhatikan fasilitas-fasilitas umum yang kurang termasuk bak sampah. (risat)