Bitung – Para pedagang Pasar Pinasungkulan Sagerat mengumpamakan pasar induk Kota Bitung itu seperti kuburan. Mengingat hampir setiap hari pengunjung di pasar tersebut sangat sepi sehingga bahan jualan banyak yang rusak karena tidak laku.
“Kami seperti pedagang yang ditempatkan di pekuburan karena setiap hari sepi pembeli,” kata salah satu pedagang, Onis dalam rapat dengar pendapat yang dipimpin Wakil Ketua DPRD, Maurits Mantiri, Rabu (4/11).
Menurut Onis, pedagang Pasar Sagerat ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga pula. Kerena mereka telah mengikuti permintaan Pemkot untuk direlokasi dari Pasar Girian dengan janji pasar tersebut akan ditutup, tapi kenyataannya hingga kini realisasinya tidak ada.
“Sudah sebilan bulan kami menempati Pasar Sagerat tapi modal tak belum kembali karena pembeli sangat sepi,” katanya.
Ia berharap Pemkot memberikan kepastian. Apakah Pasar Girian akan direlokasi atau tidak, karena penghasilan mereka hanya dari berdagang sedangkan di Pasar Sagerat sangat sepi pengunjung.
“Nanti pasar ramai jika ada kegiatan dari Pemkot, itupun para PNS lebih banyak hanya membeli pakaian bekas atau cabo. Sedangkan di Pasar Sagerat semua kebutuhan ada,” katanya.
Kadis Pasar, Arnold Karamoy yang hadir dalam rapat dengar pendapat tersebut menyatakan menerima semua yang disampaikan para pedagang. “Semua keluahan yang disampaikan pera pedagang kami tamping kemudian berembuk untuk mencari solusi,” kata Karamoy.
Kendati, kata Karamoy, masih ada kekurangan fasilitas yang sementara dibenahi pihaknya hingga kini. “Seperti gudang penampungan dan cold storage yang belum ada, tapi itu sudah kami usulkan dalam APBD 2014. Sedangkan fasilitas lain sementara kita siapkan termasuk terminal Angkot yang diinginkan para pedagang,” katanya.
Sementara itu, Mantiri sendiri berharap para pedagang Pasar Sagerat lewat Asosiasi Pedagang Pasar Pinasungkulan Sagerat melakukan pertemuan dengan organisasi Angkot dan insntansi terkait untuk bersama-sama mencari ide agar Pasar Sagerat bisa maksimal.
“Hal ini perlu karena masalah Pasar Sagerat juga berkaitan dengan masalah Angkot, jadi saya harap ada pertemuan rutin untuk menuangkan ide-ide soal pemanfaatan Pasar Sagerat,” kata Mantiri.
Rapat dengar pendapat ini juga dihadiri Ketua Komisi C, Lexi Maramis, Ketua Komisi B, Ronny Boham dan Ketua Komisi A, Victor Tatanude serta sejumlah kepala SKPD yang bersangkutan dengan Pasar Sagerat.(abinenobm)
Bitung – Para pedagang Pasar Pinasungkulan Sagerat mengumpamakan pasar induk Kota Bitung itu seperti kuburan. Mengingat hampir setiap hari pengunjung di pasar tersebut sangat sepi sehingga bahan jualan banyak yang rusak karena tidak laku.
“Kami seperti pedagang yang ditempatkan di pekuburan karena setiap hari sepi pembeli,” kata salah satu pedagang, Onis dalam rapat dengar pendapat yang dipimpin Wakil Ketua DPRD, Maurits Mantiri, Rabu (4/11).
Menurut Onis, pedagang Pasar Sagerat ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga pula. Kerena mereka telah mengikuti permintaan Pemkot untuk direlokasi dari Pasar Girian dengan janji pasar tersebut akan ditutup, tapi kenyataannya hingga kini realisasinya tidak ada.
“Sudah sebilan bulan kami menempati Pasar Sagerat tapi modal tak belum kembali karena pembeli sangat sepi,” katanya.
Ia berharap Pemkot memberikan kepastian. Apakah Pasar Girian akan direlokasi atau tidak, karena penghasilan mereka hanya dari berdagang sedangkan di Pasar Sagerat sangat sepi pengunjung.
“Nanti pasar ramai jika ada kegiatan dari Pemkot, itupun para PNS lebih banyak hanya membeli pakaian bekas atau cabo. Sedangkan di Pasar Sagerat semua kebutuhan ada,” katanya.
Kadis Pasar, Arnold Karamoy yang hadir dalam rapat dengar pendapat tersebut menyatakan menerima semua yang disampaikan para pedagang. “Semua keluahan yang disampaikan pera pedagang kami tamping kemudian berembuk untuk mencari solusi,” kata Karamoy.
Kendati, kata Karamoy, masih ada kekurangan fasilitas yang sementara dibenahi pihaknya hingga kini. “Seperti gudang penampungan dan cold storage yang belum ada, tapi itu sudah kami usulkan dalam APBD 2014. Sedangkan fasilitas lain sementara kita siapkan termasuk terminal Angkot yang diinginkan para pedagang,” katanya.
Sementara itu, Mantiri sendiri berharap para pedagang Pasar Sagerat lewat Asosiasi Pedagang Pasar Pinasungkulan Sagerat melakukan pertemuan dengan organisasi Angkot dan insntansi terkait untuk bersama-sama mencari ide agar Pasar Sagerat bisa maksimal.
“Hal ini perlu karena masalah Pasar Sagerat juga berkaitan dengan masalah Angkot, jadi saya harap ada pertemuan rutin untuk menuangkan ide-ide soal pemanfaatan Pasar Sagerat,” kata Mantiri.
Rapat dengar pendapat ini juga dihadiri Ketua Komisi C, Lexi Maramis, Ketua Komisi B, Ronny Boham dan Ketua Komisi A, Victor Tatanude serta sejumlah kepala SKPD yang bersangkutan dengan Pasar Sagerat.(abinenobm)