Tompaso – Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Utara Johanis Panelewen ditantang secara terbuka oleh Wakil Menteri Pertanian RI Rusman Heriawan untuk menunjukkan tempat untuk dijadikan lahan pengembangan bawang putih. Hal itu diungkapkan Heriawan saat menghadiri panen bawang merah di Desa Kamangan Kecamatan Tompaso, Sabtu (7/9) lalu.
Menurut Heriawan yang sudah kesekian kalinya berkunjung ke Minahasa ini, bahwa di Kementerian Pertanian RI ada dana untuk pengembangan bawang putih, hanya saja belum tahu akan disalurkan kemana dan kepada siapa. Ia pun berharap di Sulut akan jadi yang pertama sebagai pioneer lahirnya daerah baru penghasil bawang putih.
“Pemerintah punya dana untuk itu, namun hingga saat ini masih belum disalurkan. Itu disebabkan belum adanya lokasi yang tepat. Disamping itu dari daerah – daerah di Indonesia belum ada satu pun yang melayangkan permintaan. Saya harap daerah – daerah di Sulut termasuk Minahasa jadi yang pertama,” ungkapnya.
Ditambahkan Heriawan, kalaupun belum sampai pada level penghasil bawang putih untuk diekspor ke daerah – daerah lain, paling tidak bisa memenuhi kebutuhan lokal. Dengan demikian Minahasa dan daerah lain di Sulut akan sedikit terlepas ketergantungan terhadap kebutuhan komoditi bawang putih dari daerah lain. (frangki wullur)
Tompaso – Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Utara Johanis Panelewen ditantang secara terbuka oleh Wakil Menteri Pertanian RI Rusman Heriawan untuk menunjukkan tempat untuk dijadikan lahan pengembangan bawang putih. Hal itu diungkapkan Heriawan saat menghadiri panen bawang merah di Desa Kamangan Kecamatan Tompaso, Sabtu (7/9) lalu.
Menurut Heriawan yang sudah kesekian kalinya berkunjung ke Minahasa ini, bahwa di Kementerian Pertanian RI ada dana untuk pengembangan bawang putih, hanya saja belum tahu akan disalurkan kemana dan kepada siapa. Ia pun berharap di Sulut akan jadi yang pertama sebagai pioneer lahirnya daerah baru penghasil bawang putih.
“Pemerintah punya dana untuk itu, namun hingga saat ini masih belum disalurkan. Itu disebabkan belum adanya lokasi yang tepat. Disamping itu dari daerah – daerah di Indonesia belum ada satu pun yang melayangkan permintaan. Saya harap daerah – daerah di Sulut termasuk Minahasa jadi yang pertama,” ungkapnya.
Ditambahkan Heriawan, kalaupun belum sampai pada level penghasil bawang putih untuk diekspor ke daerah – daerah lain, paling tidak bisa memenuhi kebutuhan lokal. Dengan demikian Minahasa dan daerah lain di Sulut akan sedikit terlepas ketergantungan terhadap kebutuhan komoditi bawang putih dari daerah lain. (frangki wullur)